Fathu Makkah, juga dikenal sebagai Penaklukan Makkah, adalah peristiwa monumental dalam sejarah Islam. Ini adalah momen ketika Nabi Muhammad dan tentara Muslim berhasil mengambil alih kota Makkah tanpa pertumpahan darah yang signifikan pada tahun 630 M. Fathu Makkah tidak hanya penting secara historis, tetapi juga memberikan wawasan tentang sikap dan perilaku Nabi Muhammad yang unggul dalam menghadapi lawan-lawannya.
Sikap Lembut dan Pengampunan
Salah satu sikap paling pembeda Nabi Muhammad SAW saat terjadinya Fathu Makkah adalah sikapnya yang lembut dan pengampunan. Meski di masa lalu Nabi dan pengikutnya telah menderita persekusi yang berat dari penduduk Makkah, Nabi memilih untuk mengampuni mereka. Ini adalah manifestasi dari ajaran Islam tentang pengampunan dan belas kasihan.
Kekuatan dan Keberanian
Nabi Muhammad juga menunjukkan keberanian dan kekuatan luar biasa selama Fathu Makkah. Meskipun menghadapi pasukan yang lebih besar, Nabi tidak mundur dan berjuang untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Sikap ini mencerminkan nilai-nilai keberanian dan konsistensi dalam perjuangan yang diajarkan dalam Islam.
Kesederhanaan dan Kerendahan Hati
Nabi Muhammad menunjukkan sikap rendah hati selama peristiwa ini. Dia memasuki kota dengan kepala tertunduk dalam tanda kerendahan hati, tidak seperti cara seorang penguasa biasanya memasuki kota yang baru ditaklukkan. Ini menunjukkan bagaimana rasulullah mementingkan sikap sederhana dan merendahkan diri, bagi dirinya dan umatnya.
Sikap Adil dan Bijaksana
Nabi Muhammad S.A.W menunjukkan sikap adil dan bijaksana dalam mengatur kembali urusan Makkah setelah penaklukan. Dia memastikan bahwa semua orang diperlakukan dengan adil, tidak peduli latar belakang mereka. Ini mencerminkan prinsip dasar Islam tentang persamaan dan keadilan di antara semua individu.
Untuk menyimpulkan, sikap yang ditunjukkan Nabi Muhammad saat terjadinya Fathu Makkah adalah contoh luar biasa dari nilai-nilai moral dan etika yang diajarkan dalam Islam. Secara khusus, ajaran-ajaran tentang pengampunan, keberanian, kesederhanaan, kerendahan hati, keadilan, dan hikmah sangat digarisbawahi dalam peristiwa yang monumental ini.