Penetasan telur adalah tahap penting dalam siklus reproduksi hewan yang bertelur seperti burung, ular, hewan reptil lainnya, dan juga beberapa spesies ikan. Proses ini, seperti proses biologis lainnya, dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Suhu
Suhu inkubasi adalah faktor yang paling penting dalam proses penetasan telur. Suhu yang terlalu dingin dapat memperlambat atau bahkan menghentikan perkembangan embrio, sedangkan suhu yang terlalu panas dapat mempercepat laju pembangunan namun berpotensi merusak embrio. Standar suhu ideal bagi telur ayam adalah sekitar 37,5 derajat Celsius.
Kelembaban
Kelembaban juga memainkan peran penting dalam proses penetasan. Kelembaban yang terlalu rendah akan membuat telur kehilangan air terlalu cepat dan dapat menyebabkan embrio terjebak dalam cangkang. Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi dapat mencegah telur kehilangan cukup air dan dapat mengganggu perkembangan normal bagian-bagian penting embrio.
Posisi Telur
Posisi telur juga mempengaruhi proses penetasan. Untuk spesies tertentu, seperti ayam, telur harus dibalik secara reguler selama masa inkubasi untuk mencegah embrio menempel pada cangkang. Bagi hewan reptil, mengubah posisi telur saat proses penetasan dapat merusak atau membunuh embrio, karena yolk (kuning telur) yang memberikan nutrisi bisa rusak.
Lama Penyinaran (Fotoperiod)
Beberapa studi menunjukkan bahwa lama penyinaran atau fotoperiod juga mempengaruhi hasil penetasan. Telur yang diletakkan dalam cahaya konstan atau terang 24 jam seharusnya menghasilkan mayoritas jantan, sedangkan pencahayaan terbatas atau gelap seharusnya menghasilkan mayoritas betina.
Ventilasi
Ventilasi yang baik sangat diperlukan selama proses penetasan. Embrio memerlukan oksigen untuk tumbuh dan menghasilkan karbon dioksida sebagai produk sisa yang harus dihilangkan dari lingkungan penetasan.
Secara keseluruhan, suksesnya proses penetasan telur sangat bergantung pada pengendalian kondisi lingkungan yang tepat dan konsisten. Oleh karena itu, perlu ada pemahaman yang baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses tersebut bagi siapa saja yang ingin menetaskan telur, baik dalam lingkungan penelitian atau pertanian.