Beriman adalah suatu pernyataan dan bukti dari orang yang percaya dan memiliki keyakinan terhadap Tuhan dan ajaran-ajaran dari agama yang dianutnya. Dalam agama, beriman seringkali dikaitkan dengan memiliki perilaku-perilaku tertentu, seperti jujur, sabar, dan bersahaja. Namun, ada juga beberapa perilaku dan sikap yang bukan merupakan tanda-tanda orang yang beriman. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa saja yang bukan merupakan indikator dari seseorang yang beriman.
Egois
Orang yang beriman dihimbau untuk selalu menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi. Mereka diharapkan untuk menunjukkan rasa empati, pengertian, dan altruisme kepada orang lain. Oleh karena itu, seseorang yang cenderung egois, yang hanya memikirkan kepentingan pribadi tanpa mempertimbangkan dampak tindakannya terhadap orang lain, tidak dapat dikatakan sebagai orang yang beriman.
Tidak Jujur
Kejujuran adalah nilai yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat dan juga dalam beragama. Seorang beriman diharapkan untuk selalu jujur dalam segala hal dan tidak mengatakan kebohongan, baik itu kebohongan besar maupun kebohongan putih. Seseorang yang tidak jujur tentunya bukan merupakan tanda-tanda orang yang beriman.
Tidak Sabaran
Sabar adalah salah satu sifat yang mesti dimiliki oleh seorang beriman. Dalam berbagai situasi dan permasalahan hidup, diperlukan kesabaran untuk mengatasi dan menyelesaikannya. Seseorang yang tidak memiliki kesabaran, yang mudah marah dan cenderung reaktif bukan merupakan tanda-tanda orang yang beriman.
Suka Membuat Kerusuhan
Orang yang beriman senantiasa cinta damai dan menciptakan suasana yang harmoni. Tindakan-tindakan yang menciptakan kerusuhan dan ketidakharmonisan bukanlah ciri dari orang yang beriman. Mereka yang suka merugikan orang lain, menyebarkan fitnah, atau menyebabkan konflik, tidak dapat dikatakan sebagai orang yang beriman.
Menyimpang dari Ajaran Agama
Meskipun lebih kepada perilaku dan sikap, beriman juga berarti mematuhi ajaran dan nilai-nilai yang menjadi landasan dari agama yang dianut. Seseorang yang sering menyimpang dari ajaran-ajaran tersebut, mengingkari aturan-aturan agama, dan mempraktekkan apa yang dilarang oleh agama, bukan merupakan tanda-tanda orang yang beriman.
Dengan memahami dan menghindari perilaku-perilaku ini, seseorang dapat lebih berusaha untuk menjadi seorang yang beriman, yang selaras dengan ajaran agama dan nilai-nilai moral yang dianut.