Romantisme adalah salah satu aliran seni yang menekankan emosi dan imaji alam sebagai bentuk pengekspresian artistik. Aliran ini mencapai puncaknya pada awal hingga pertengahan abad ke-19, dan kasih sayang terhadap alam, pemberontakan terhadap nilai-nilai masyarakat, serta dominan unsur individualis, menjadi karakteristik utamanya. Dalam dunia seni lukis Nusantara, juga terdapat beberapa pelukis yang menggunakan aliran ini sebagai pendekatan dalam karya-karyanya. Berikut adalah beberapa di antaranya.
Raden Saleh (1807-1880)
Salah satu pelukis yang dapat disebut sebagai pelukis aliran romantisme dalam dunia seni lukis Nusantara adalah Raden Saleh. Dididik di Eropa, seni lukis Raden Saleh banyak dipengaruhi oleh aliran romantisme Eropa. Salah satu karya terkenalnya yang berjudul “Penangkapan Pangeran Diponegoro” adalah representasi kuat dari aliran romantisme.
Abdullah Suriosubroto (1845-1930)
Abdullah Suriosubroto dikenal sebagai seorang pelukis yang juga penganut kuat aliran romantisme dalam karya-karyanya. Pelukis kelahiran Solo ini terkenal dengan karya-karyanya yang menggambarkan keindahan dan harmoni alam, seperti “Pemandangan Gunung Merapi” dan “Pemandangan Pesisir Pantai”.
Basoeki Abdullah (1915-1993)
Dalam dunia seni lukis Indonesia modern, Basoeki Abdullah adalah salah satu pelukis yang banyak menggunakan teknik dan pendekatan aliran romantisme dalam karya-karyanya. Gaya lukisnya yang unik dan mampu menangkap emosi subjek lukisannya menjadikannya salah satu seniman yang ditandai dengan keunikan aliran romantisme dalam karya seni lukisnya.
Dalam kesimpulannya, lukisan-lukisan dengan aliran romantisme dalam seni lukis Nusantara menunjukkan kecintaan terhadap alam, emosi bebas, dan individualisme. Meskipun pergerakan ini mendapatkan momentum pada abad 19, pengaruhnya tetap melekat dalam karya-karya pelukis-pelukis modern Indonesia seperti Basoeki Abdullah. Lebih dari itu, romantisme dalam kesenian Nusantara, terutama seni lukis, berperan penting dalam membentuk identitas budaya dan nasional Indonesia.