Zakat Fitrah adalah bagian penting dalam perayaan Idul Fitri di Indonesia. Peranannya sangat penting dalam mendorong persamaan dan persaudaraan dengan cara memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Dalam tradisi Islam, Zakat Fitrah bukan hanya kewajiban agama tetapi juga bentuk tindakan solidaritas sosial. Tapi dalam prakteknya, bagaimana sejatinya Zakat Fitrah ini sebaiknya diberikan? Pertanyaan ini memang cukup lumrah mengingat adanya variasi dalam praktik dan budaya setempat.
Bentuk Pembayaran Zakat Fitrah
Dalam konteks Indonesia sendiri, Zakat Fitrah biasanya diberikan dalam bentuk bahan makanan pokok, seperti beras. Maulana Yusuf, seorang ahli hukum Islam, menyatakan bahwa Zakat Fitrah sebaiknya diberikan dalam bentuk beras, karena beras adalah makanan pokok sehari-hari bagi masyarakat Indonesia.
Jumlah beras yang diberikan sebagai Zakat Fitrah adalah sekitar 2,5 kilogram per orang. Hal ini sesuai dengan pengukuran yang menggunakan ukuran sa’, yaitu ukuran yang dipakai pada zaman Nabi Muhammad SAW, yang kira-kira setara dengan 2,5 kilogram.
Mengapa Makanan Pokok?
Alasan di balik penggunaan bahan makanan pokok dalam Zakat Fitrah adalah untuk memastikan bahwa mereka yang menerima Zakat setidaknya memiliki makanan yang cukup untuk hari Raya Idul Fitri. Dengan begitu, semua orang dapat menikmati hari kemenangan tersebut dalam keadaan yang bahagia dan sejahtera.
Apakah Dapat Berupa Uang?
Terdapat juga pandangan yang memungkinkan Zakat Fitrah diberikan dalam bentuk uang. Akan tetapi, pandangan ini masih kontroversial dan belum sepenuhnya diterima oleh semua kalangan Muslim di Indonesia. Hal ini sejalan dengan pendapat Maulana Yusuf, bahwa memberikan Zakat dalam bentuk uang berpotensi digunakan untuk hal-hal yang tidak mendesak atau dibutuhkan, berbeda dengan beras yang jelas kegunaannya sebagai kebutuhan pokok.
Kesimpulan
Secara umum, di Indonesia, Zakat Fitrah biasanya diberikan dalam bentuk bahan makanan pokok seperti beras. Praktek ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat penerima Zakat, dan menjadikan perayaan Idul Fitri menjadi momen yang merangkul semua lapisan masyarakat. Sementara itu, pendapat tentang memberikan Zakat Fitrah dalam bentuk uang masih menjadi perbincangan dan belum sepenuhnya diterima di semua kalangan.