Di dalam ajaran agama Islam, terdapat banyak prinsip dan asas yang dipahami dan diterima oleh umat Muslim. Dua asas penting yang sering diperdebatkan sejauh kedudukannya dalam agama Islam adalah Iman dan Islam. Beberapa kalangan meyakini bahwa kedudukan Iman lebih tinggi daripada Islam. Artikel ini akan membahas mengapa demikian.
Iman dan Islam merupakan dua istilah yang sering digunakan dalam agama Islam. Meskipun keduanya tampak sama, namun sebenarnya memiliki perbedaan yang mendasar. Islam berarti penyerahan diri atau kepatuhan kepada hukum dan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Sedangkan Iman, merupakan keyakinan atau kepercayaan yang mendalam terhadap ajaran Allah dan rasul-Nya.
Dalam ranah ajaran Islam, setiap Muslim dituntut untuk memahami dan menerima enam rukun Iman, yaitu percaya kepada Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, rasul-rasul Allah, hari kiamat, dan takdir. Keenam rukun ini harus dipahami dan diterima sebagai bagian dari keyakinan seorang Muslim.
Lain halnya dengan Islam, di mana ada lima rukun yang harus dilakukan oleh setiap Muslim, yaitu syahadat, salat, zakat, puasa pada bulan Ramadan, dan haji bagi yang mampu. Lima rukun Islam ini merupakan manifestasi praktik dari ajaran Islam itu sendiri.
Dilihat dari penjelasan di atas, Iman adalah fondasi atau dasar dari keyakinan seorang Muslim. Tanpa Iman, maka praktik-praktik yang dijalankan dalam rukun Islam hanya akan menjadi ritual kosong tanpa makna. Oleh karena itu, beberapa kalangan meyakini bahwa kedudukan Iman lebih tinggi daripada Islam. Iman menjadi landasan bagi pelaksanaan ajaran Islam itu sendiri.
Namun, harus diketahui bahwa Iman dan Islam bukanlah dua hal yang terpisah dan bisa dijalankan satu tanpa yang lain. Keduanya adalah dua sisi mata uang yang sama, di mana Iman adalah keyakinan dan Islam adalah manifestasi dari keyakinan tersebut dalam bentuk ajaran dan tindakan.
Jadi, jawabannya apa? Mengapa kedudukan Iman lebih tinggi daripada Islam? Karena Iman adalah fondasi dari ajaran Islam itu sendiri. Tanpa Iman, praktik tindakan dalam Islam tidak akan memiliki nilai dan makna yang mendalam.
