Efek sensasi dingin tersebut terjadi karena mengaplikasikan spiritus pada kulit kita merangsang proses bernama penguapan. Secara sederhana, fenomena ini mengacu pada proses perpindahan molekul antara dua jenis fasa materi: cair dan gas. Ketika kita meneteskan spiritus pada kulit, sifat kimiawi dari cairan ini memfasilitasi peralihan cepat dari kondisi cair ke gas saat terpapar udara.
Fenomena Penguapan dan Kesejukan
Spiritus, yang adalah alkohol dalam bentuk yang sangat murni, memiliki titik didih sangat rendah – sekitar 78 derajat Celsius. Itu berarti bahkan pada suhu ruangan yang jauh lebih rendah, alkohol akan mulai berubah dari cairan menjadi gas.
Proses ini memerlukan energi, dan cairan mendapatkan energi dari sekelilingnya untuk memfasilitasi peralihan ini. Dalam konteks kita, energi dibagi dari permukaan kulit manusia. Sebagai hasil dari kehilangan energi ini, permukaan kulit kemudian terasa dingin.
Alasan Spiritus
Spiritus digunakan dalam berbagai aplikasi medis dan higienis karena sifat antibakteri dan antiseptiknya. Sering digunakan dalam penggunaan pertolongan pertama untuk membersihkan luka dari kotoran dan bakteri. Selain itu, juga digunakan dalam disinfeksi peralatan medis dan pensterilan luka sebelum operasi.
Efek dingin saat spiritus diterapkan pada kulit bisa menghambat rasa sakit atau membuat area terasa mati rasa sejenak, memberikan manfaat lebih pada penggunaan medis.
Kesimpulan
Jadi, mengapa bagian kulit yang ditetesi spiritus akan terasa dingin? Proses penguapan spiritus membutuhkan energi, dan ia mendapatkan energi ini dari kulit kita. Akibatnya, sensasi kulit kita akan terasa dingin.
Inilah penjelasan singkat tentang mengapa Anda mungkin merasa dingin saat menerapkan spiritus ke kulit. Ini adalah bukti dari dasar-dasar fisika dan kimia yang mengendalikan banyak proses di dunia kita.
Jadi, jawabannya apa? Bagian kulit yang ditetesi spiritus akan terasa dingin karena fenomena penguapan dan perpindahan panas yang terlibat dalam proses tersebut.