Pada tahun 1982, dunia medis terguncang dengan keberhasilan operasi yang menjadi sorotan utama, yaitu transplantasi jantung. Adalah Barney Clark, seorang pensiunan dokter gigi berusia 61 tahun asal Amerika Serikat, yang mendapat kehormatan menjadi pasien pertama yang menerima transplantasi jantung buatan pertama kali dalam sejarah pada tahun 1982.
Barney Clark menderita penyakit jantung kongestif, sebuah kondisi dimana jantung tak mampu memompa darah sebagaimana mestinya. Clark yang kondisinya memburuk, memutuskan untuk menerima perawatan eksperimental berupa operasi transplantasi jantung buatan yang dikenal sebagai Jarvik-7.
Dr. Robert Jarvik adalah perancang dari jantung buatan tersebut. Jarvik-7, sebagaimana jantung buatan ini dikenal, memiliki dua kamar yang digerakkan oleh udara terkompresi. Dengan berat hanya sekitar 400 gram, jantung buatan ini tidak memerlukan pasokan listrik dari luar, berfungsi secara otomatis untuk mendukung sirkulasi darah dalam tubuh pasien.
Transplantasi ini dilakukan di Universitas Utah oleh tim dokter yang dipimpin oleh Dr. William C. DeVries. Proses operasi yang berlangsung selama beberapa jam tersebut akhirnya berhasil, dan Clark hidup selama 112 hari pasca-operasi.
Walaupun hidupnya pasca transplantasi dipenuhi dengan berbagai komplikasi dan kualitas hidupnya menjadi perdebatan, prestasi ini membuka pintu bagi perkembangan di bidang medis. Transplantasi jantung buatan menjadi peluang bagi mereka yang mengalami gagal jantung, sementara menunggu donor jantung alami.
Sejak operasi tersebut, teknologi dan teknik medis telah berkembang pesat. Sekarang, jantung buatan atau ventricular assist devices (VADs) sudah semakin umum digunakan sebagai terapi jangka panjang atau pendamping sementara pasien menunggu transplantasi jantung alami.
Barney Clark, walaupun hidupnya pasca operasi cukup singkat dan penuh tantangan, akan selalu diingat sebagai pionir dalam sejarah kedokteran. Ia adalah pasien pertama yang menerima transplantasi jantung buatan, sebuah langkah awal yang berarti dalam sejarah kedokteran.