Budaya

Wajahnya Keras dan Beku Seperti Dinding Batu: Termasuk Majas?

×

Wajahnya Keras dan Beku Seperti Dinding Batu: Termasuk Majas?

Sebarkan artikel ini

Majalah sebagai salah satu bentuk sastra memang memiliki tempat yang istimewa dalam literatur. Setiap kalimat, setiap kata, setiap frase memiliki nilai artistik dan estetika yang berbeda-beda. Salah satunya adalah majas. Majas atau figurative language adalah bahasa yang digunakan untuk memberikan efek dramatis dan menghasilkan perbandingan dan konotasi tertentu. Majas menggunakan kata, frase, atau kalimat tidak dalam arti sebenarnya tetapi dalam arti kiasan, sehingga memperkaya makna dan memberikan kesan yang lebih kuat.

Setelah memahami definisi dari majas, mari kita cermati pertanyaan, “Wajahnya keras dan beku seperti dinding batu, termasuk majas?” Bagi beberapa, mereka mungkin langsung mengangguk dan mengatakan ‘ya’. Karena memang pada dasarnya, kalimat tersebut adalah bentuk majas atau lebih spesifik lagi, metafora.

Majas Metafora

Metafora adalah bentuk majas yang mengidentifikasi sesuatu sebagai sesuatu yang lain; sebuah perbandingan tanpa menggunakan kata ‘seperti’ atau ‘bagai’. Dalam kasus ‘Wajahnya keras dan beku seperti dinding batu’, ini adalah metafora yang efektif. Dalam konteks ini, metafora digunakan untuk menyampaikan wajah tersebut tidak hanya keras dan beku dalam arti harfiah, tetapi juga mungkin dalam arti emosional atau psikologis. Mungkin menggambarkan seseorang yang tidak menunjukkan emosi atau tidak dapat tersentuh secara emosional.

Nilai Estetika dan Kekuatan Majas dalam Sastra

Menggunakan majas dalam sebuah narasi atau puisi dapat menyampaikan gagasan atau perasaan dengan cara yang kreatif dan menarik bagi pembaca. Metafora dan majas lainnya memungkinkan penulis untuk bermain dengan kata-kata dan menciptakan gambaran yang kuat dan jelas dalam pikiran pembaca.

Metafora seperti ‘Wajahnya keras dan beku seperti dinding batu’ menciptakan gambaran yang kuat dan jelas dalam pikiran pembaca. Pembaca dapat membayangkan seseorang dengan ekspresi wajah tertentu dan dari sana, penggambaran emosi dan karakter juga dikomunikasikan.

Kesimpulan

Jadi, akankah kita katakan ‘Wajahnya keras dan beku seperti dinding batu’ termasuk majas? Tentu, dengan pemahaman yang tepat bahwa ini adalah metafora yang digunakan untuk menciptakan gambaran yang kuat untuk pembaca. Dengan majas, sastra menjadi lebih hidup dan menarik. Penggunaan majas membuktikan betapa kuat dan fleksibelnya bahasa dalam menggambarkan realitas, emosi, dan perasaan manusia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *