Sekolah

Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan di Bawah Pimpinan Letnan Kolonel Kahar Muzakkar Merupakan Akibat Perbedaan Cara Pandang Antara Pemerintah dengan Kahar Muzakkar

×

Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan di Bawah Pimpinan Letnan Kolonel Kahar Muzakkar Merupakan Akibat Perbedaan Cara Pandang Antara Pemerintah dengan Kahar Muzakkar

Sebarkan artikel ini

Pada era pasca-kemerdekaan Indonesia, sejarah mencatat berbagai pemberontakan dan perlawanan yang muncul di berbagai wilayah. Salah satunya adalah pemberontakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) di Sulawesi Selatan di bawah pimpinan Letnan Kolonel Kahar Muzakkar. Insiden ini menjadi salah satu lembaran hitam dalam sejarah Indonesia yang tidak begitu banyak dipahami oleh banyak orang. Salah satu faktor penting yang melatarbelakangi peristiwa tersebut adalah perbedaan cara pandang antara pemerintah dengan Kahar Muzakkar terkait beberapa isu penting.

Sebelum menganalisis lebih mendalam apa dan bagaimana perbedaan pandangan ini memicu pemberontakan, marilah kita mengenal lebih jauh sosok Kahar Muzakkar dan DI/TII. Kahar Muzakkar adalah seorang tokoh militer dan pejuang kemerdekaan Indonesia yang lantas menentang pemerintah yang telah dirintis. Dia menjadi pemimpin dari DI/TII, organisasi bersenjata yang berbasis pada ideologi Islam radikal dan berjuang untuk membentuk negara Islam di Indonesia.

Perbedaan pandangan antara pemerintah dan Muzakkar berpusat seputar konsep negara dan ideologi. Pemerintah Indonesia saat itu berkomitmen untuk menjalankan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yang mewadahi pluralitas dan keragaman bangsa. Sementara itu, Muzakkar dan DI/TII beranggapan bahwa Indonesia harus berdasarkan syariat Islam.

Perbedaan ini tidak hanya berhenti pada konsep dasar negara, tetapi juga meliputi pendekatan dalam pemerintahan dan politik. Muzakkar dan DI/TII merasa bahwa pemerintah tidak cukup berpihak pada kaum muslimin Indonesia dan tidak menjalankan syariat Islam dengan tegas dalam pengaturan negara. Akankah pemerintah mempertahankan model sekularisme yang lebih inklusif, atau akan memberikan pengaruh lebih besar pada ajaran Islam dalam struktur dan proses pengambilan keputusan negara? Dalam hal ini, pemerintah dan DI/TII menarik garis yang jelas dan berkontestasi.

Dalam upaya Muzakkar untuk memperjuangkan visi politik dan religiusnya, ia dan pasukannya menentang pemerintah, memicu perlawanan bersenjata yang berlangsung lama dan berdarah. Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan adalah salah satu perlawanan paling signifikan dan lama dalam sejarah modern Indonesia, dan efeknya sampai hari ini menjadi bahan diskusi dan debat.

Jadi, jawabannya apa? Konflik ini berakar pada perbedaan fundamental dalam pandangan tentang bagaimana struktur dan identitas negara Indonesia seharusnya. Ini menyeret kita kembali ke pertanyaan abadi tentang pluralitas, identitas nasional, dan peran agama dalam pemerintahan dan kehidupan masyarakat. Kesimpulannya, perbedaan pandangan inilah yang mendorong Kahar Muzakkar dan DI/TII untuk memberontak terhadap pemerintah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *