Penentuan jarak terpendek sebuah kapal dari titik keberangkatan hingga tempat tujuannya merupakan hal yang esensial dalam perjalanan maritim. Metode yang sering digunakan adalah konsep garis lurus atau yang dalam ilmu fisika dikenal sebagai resultan. Kapal yang berlayar tidak selalu dalam garis lurus. Kadang perlu belokan, setelah berlayar ke arah tertentu, seperti yang kita temui dalam skenario kapal yang berlayar sejauh 100 KM ke arah barat, kemudian berbelok ke arah selatan sejauh 75 KM. Untuk mengetahui jarak terpendek dari titik keberangkatan, kita perlu memahami dan menerapkan konsep geometri dan trigonometri.
Pertama, Kapal Berlayar ke Arah Barat
Dalam kasus ini, kapal memulai perjalanannya dengan berlayar sejauh 100 KM ke arah barat dari titik keberangkatan. Dalam konteks pemetaan atau kerangka acuan koordinat, gerakan ini dapat dianggap sebagai gerakan horizontal.
Kedua, Kapal Berbelok ke Arah Selatan
Setelah berlayar ke barat, kapal kemudian berbelok dan berlayar ke arah selatan sejauh 75 KM. Gerakan ini, dalam konteks koordinat, dianggap sebagai gerakan vertikal.
Menghitung Jarak Terpendek
Untuk mencari jarak terpendek tersebut kita perlu menerapkan teorema Pythagoras. Jarak terpendek ini sebenarnya adalah hipotenusa dari segitiga siku-siku yang dibentuk oleh dua perjalanan kapal.
- Perjalanan ke arah barat (100 KM) dianggap sebagai sisi pertama dari segitiga
- Perjalanan ke selatan (75 KM) dianggap sebagai sisi kedua
- Jarak terpendek yang ingin kita ketahui adalah hipotenusa.
Menurut Teorema Pythagoras:
Hipotenusa^2 = Katet1^2 + Katet2^2
Jadi, Jarak terdekat^2 = (100 KM)^2 + (75 KM)^2
Jarak terdekat^2 = 10000 KM^2 + 5625 KM^2
Jarak terdekat^2 = 15625 KM^2
Maka, Jarak terdekat = √15625 KM = 125 KM
Sehingga, jarak terpendek kapal tersebut dari titik keberangkatan adalah 125 KM.
Jadi, Jawabannya Apa?
Dengan menerapkan teorema Pythagoras, kita bisa mengetahui bahwa jarak terpendek kapal tersebut dari titik keberangkatan adalah 125 KM. Jadi, jawabannya adalah 125 KM.
Perjalanan maritim memang membutuhkan pemahaman dan pengetahuan matematika dan fisika, khususnya dalam menentukan rute dan jarak perjalanan. Sebab, memahami hal ini bisa membantu kapal mencapai destinasi dengan efektif dan efisien.