Di dunia kerja, setiap individu pasti dihadapkan pada banyak pilihan karir dengan berbagai tingkat pendapatan yang berbeda-beda. Masalah yang sering muncul adalah menimbang manfaat dan biaya dari setiap pilihan tersebut. Biaya peluang adalah konsep dasar dalam ekonomi yang merujuk pada apa yang harus dikorbankan atau diabaikan untuk mendapatkan sesuatu.
Fani, dalam kasus ini, memiliki tiga pilihan pekerjaan dengan berbeda tingkat pendapatan. Pertama, menjadi penjaga toko dengan gaji sebesar Rp 1.500.000,00 per bulan. Kedua, menjadi sales barang kosmetik dengan upah Rp 1.200.000,00 per bulan. Dan ketiga, menjadi karyawan swasta dengan gaji Rp 2.000.000,00 per bulan.
Jika Fani memutuskan untuk menjadi seorang wirausaha, ia harus mengorbankan kesempatan untuk mendapatkan gaji tetap dari pilihan karir yang lain. Dalam konteks ekonomi, hal ini disebut sebagai “biaya peluang”. Biaya peluang adalah nilai dari pilihan terbaik yang harus diabaikan untuk mengambil pilihan lain.
Dalam konteks Fani, jika ia memilih untuk menjadi wirausaha, biaya peluang yang harus dikorbankan adalah gaji tertinggi dari pilihan pekerjaan yang ada, yakni menjadi karyawan swasta dengan gaji Rp 2.000.000,00 per bulan. Ini didasarkan pada asumsi bahwa Fani akan memilih pekerjaan dengan bayaran tertinggi jika ia bukan seorang wirausaha.
Namun, penting bagi Fani untuk mempertimbangkan bahwa nilai suatu pekerjaan tidak hanya ditentukan oleh gaji, tapi juga kontribusi terhadap perkembangan pribadi, kesempatan untuk promosi, kepuasan kerja, dan faktor lainnya. Sehingga memilih menjadi wirausaha bisa saja memberikan kepuasan, pengalaman, dan pendapatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan gaji yang diterima.
Dengan demikian, semua pilihan karir memiliki biaya dan manfaatnya masing-masing, dan setiap individu harus mempertimbangkan semua faktor tersebut sebelum membuat keputusan karirnya. Oleh karena itu, konsep biaya peluang dapat membantu individu seperti Fani untuk membuat keputusan yang lebih baik terkait masa depan kariernya.