Sosial

Pada akhir pemerintahannya, Airlangga kesulitan dalam menunjuk penggantinya, untuk menghindari perselisihan maka kerajaan di bagi dua atas bantuan Pu Barada yaitu Jenggala dengan ibukotanya Kahuripan dan Panjalu dengan ibukotanya Daha yang merupakan kerajaan…

×

Pada akhir pemerintahannya, Airlangga kesulitan dalam menunjuk penggantinya, untuk menghindari perselisihan maka kerajaan di bagi dua atas bantuan Pu Barada yaitu Jenggala dengan ibukotanya Kahuripan dan Panjalu dengan ibukotanya Daha yang merupakan kerajaan…

Sebarkan artikel ini

Masa pemerintahan Airlangga adalah salah satu periode gemilang dalam sejarah kerajaan di Indonesia. Namun, akhir dari pemerintahan ini menimbulkan dilema tentang siapa yang akan menjadi penerus tahta kerajaan. Hal ini telah menciptakan kondisi yang rumit dalam jumlah waktu yang cukup lama.

Masa Pemerintahan Raja Airlangga

Airlangga, yang dihargai dan dihormati sebagai raja bijaksana dan adil, membawa kemakmuran dan kesejahteraan yang signifikan selama masa pemerintahannya. Namun, di saat kematiannya pada tahun 1049, beliau tidak menunjuk pengganti secara eksplisit, yang menyebabkan kebingungan dan konflik di kalangan para pejabat kerajaan.

Jalan Menuju Solusi

Untuk menangani isu ini dan menghindari potensi perselisihan, kerajaan dibagi menjadi dua. Ini merupakan upaya untuk menyeimbangkan kekuasaan dan mencegah terjadinya perang saudara yang melemahkan negara. Upaya ini dipimpin oleh seorang pejabat kerajaan bernama Pu Barada.

Pembagian Kerajaan ke dalam Jenggala dan Panjalu

Berdasarkan bantuan Pu Barada, kerajaan dibagi menjadi dua bagian: Jenggala, dengan Kahuripan sebagai ibukotanya, dan Panjalu, dengan Daha sebagai ibukotanya. Meski demikian, kedua kerajaan ini masih berada di bawah pengaruh kuat dari warisan Airlangga dan tetap mempertahankan kesejahteraan dan kemakmuran yang telah dibangun selama pemerintahan raja legendaris ini.

Pelajaran dari Masa Lalu

Kisah ini, tidak hanya menggambarkan sejarah politik kuno tapi juga memberikan kita wawasan bagaimana konflik dapat diselesaikan melalui diskusi dan share power, bukan melalui pertempuran yang merusak. Dalam konteks kerajaan pada masa tersebut, pembagian kerajaan ini dapat dianggap sebagai salah satu langkah efektif untuk memastikan kelangsungan daripada mengundang kekacauan.

Selama berabad-abad, cerita tentang Airlangga dan pembagian kerajaannya menjadi dua tetap berada di hati rakyat Indonesia, menceritakan sebuah era di mana kerajaan berusaha memastikan perdamaian dan stabilitas sekaligus melanjutkan proses berkembang dan maju. Ini adalah saat di mana kesulitan penunjukan pengganti ditangani dengan cara yang bijaksana dan efektif, dan mengajarkan kita bagaimana manajemen konflik dapat dilakukan dengan baik dan adil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *