Sekolah

Seorang Pendaki Gunung Secara Tidak Sengaja Menggetarkan Tanah yang Disampingnya Terdapat Tanaman Putri Malu. Setelah Itu Dengan Seketika Tanaman Putri Malu Tersebut Mengatupkan Daunnya. Hal Tersebut Termasuk Ciri-ciri Makhluk Hidup Yaitu …

×

Seorang Pendaki Gunung Secara Tidak Sengaja Menggetarkan Tanah yang Disampingnya Terdapat Tanaman Putri Malu. Setelah Itu Dengan Seketika Tanaman Putri Malu Tersebut Mengatupkan Daunnya. Hal Tersebut Termasuk Ciri-ciri Makhluk Hidup Yaitu …

Sebarkan artikel ini

Keberadaan makhluk hidup, baik yang besar maupun kecil, sangat kaya dan beragam di muka bumi ini. Salah satu ciri penting yang membedakan organisme hidup dari non-hidup adalah kemampuan mereka untuk merespons terhadap rangsangan lingkungan. Fenomena yang dijelaskan dalam pertanyaan, dimana tanaman putri malu seketika mengatupkan daunnya ketika mendeteksi getaran tanah yang disebabkan oleh seorang pendaki gunung, adalah contoh sempurna dari ciri makhluk hidup yang disebut sebagai irritabilitas, atau dikenal juga sebagai sensitivitas.

Tanaman, meskipun tidak memiliki sistem saraf seperti hewan, mempunyai beragam macam cara untuk menanggapi rangsangan lingkungan. Tanaman putri malu, atau dengan nama ilmiah Mimosa pudica, dikenal karena reaksinya yang cepat dan dramatis terhadap sentuhan atau getaran. Ini adalah perilaku adaptif yang diyakini membantu tanaman melindungi diri dari herbivora atau merespon kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.

Kemampuan ini dipengaruhi oleh suatu proses biologis yang disebut turgor pressure, yang merupakan tekanan air di dalam sel yang menyebabkan perubahan bentuk. Saat tanaman putri malu merasakan getaran atau sentuhan, sel-sel di bagian basis tangkai daun akan membuang air, menghasilkan tekanan turgor yang lebih rendah dan menyebabkan daun ‘lipat’ atau atup serta batangnya layu. Setelah beberapa menit tanpa rangsangan, tanaman akan memulihkan diri dan kembali membuka daunnya.

Dalam rangka yang lebih besar, ciri sensitivitas atau iritabilitas ini ditemukan di hampir seluruh makhluk hidup, dari tanaman, hewan, bahkan hingga organisme mikro. Bentuk dan cara respon terhadap rangsangan juga beragam, seperti hewan yang merasa takut dan melarikan diri saat mendengar suara keras, tanaman yang tumbuh ke arah cahaya (fototropisme), atau bakteri yang bergerak menuju sumber nutrisi (kemotropisme).

Hal ini membuktikan bahwa kehidupan dari berbagai bentuk dan ukuran sangatlah dinamis dan saling berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Ikatan ini membentuk ekosistem yang seimbang dan menjadi dasar kehidupan di bumi. Dengan memahami karakteristik ini, kita dapat lebih menghargai dan melindungi keanekaragaman hayati dan lingkungan kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *