Sultan Ageng Tirtayasa, atau yang dahulu dikenal sebagai Abu Nashar Abdul Qahhar, adalah seorang tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Beliau merupakan Sultan Banten ke-3 yang memerintah pada abad ketujuh belas. Dengan berbagai strategi dan kebijakan, beliau mendobrak batas-batas konvensional dan berjuang semaksimal mungkin untuk mempertahankan dan memperkuat posisi Banten sebagai bandar perdagangan internasional. Langkah-langkah ini sekaligus merupakan upaya Sultan untuk menandingi perkembangan bandar perdagangan VOC yang sedang berkembang pesat di Batavia.
Melakukan Modernisasi Pelabuhan dan Infrastruktur Perdagangan
Salah satu inisiatif utama yang diambil Sultan Ageng Tirtayasa adalah melakukan modernisasi pada pelabuhan dan infrastruktur perdagangan Banten. Ini bertujuan agar para pedagang internasional lebih tertarik untuk berdagang di Banten. Salah satu bentuk modernisasi adalah pembangunan fasilitas penunjang perdagangan seperti gudang-gudang dan fasilitas penimbunan barang.
Melakukan Diplomasi dengan Negara-negara Lain
Sultan Ageng Tirtayasa juga aktif melakukan diplomasi dengan negara-negara lain, seperti Inggris, Portugis, dan Spanyol, untuk membangun jaringan perdagangan. Tujuannya adalah untuk menarik sebanyak mungkin pedagang dari berbagai penjuru dunia. Hasil dari diplomasi ini adalah peningkatan volume perdagangan dengan negara-negara tersebut dan penambahan variasi barang dagangan di Banten.
Menggali Potensi Sumber Daya Alam
Salah satu upaya yang menonjol dari Sultan Ageng Tirtayasa adalah penggalian dan pemanfaatan sumber daya alam Banten. Sultan memahami bahwa untuk menjadi bandar perdagangan yang kompetitif, Banten harus memiliki berbagai komoditi yang berkualitas dan beragam untuk ditawarkan. Oleh karena itu, beliau mendorong penggalian dan pengembangan berbagai komoditi seperti lada, cengkeh, dan emas.
Melawan VOC
Tidak hanya mencoba untuk menjadi bandar perdagangan yang kompetitif, Sultan Ageng Tirtayasa juga dikenal dengan perlawanannya terhadap VOC. Beliau adalah satu dari sedikit pemimpin lokal yang berani menentang VOC. Salah satu tindakan nyata yang dilakukan adalah perang Banten (1656–1683), di mana beliau berusaha memutus hubungan dagang VOC dan menggiring Banten ke arah yang lebih independen.
Namun, meskipun usaha Sultan Ageng Tirtayasa ini cukup berhasil pada awalnya, akhirnya Banten tidak dapat menandingi Batavia yang dikuasai oleh VOC. Penyebabnya adalah ketidakstabilan politik dan perebutan kekuasaan internal yang melemahkan Banten dari dalam. Namun demikian, Sultan Ageng Tirtayasa tetap dikenang sebagai tokoh yang berani dan bertekad kuat untuk menjadikan Banten sebagai pusat perdagangan internasional di masa itu.