Pantun adalah bentuk puisi lama yang berasal dari Melayu. Pantun memiliki beragam jenis yang dapat dipilih sesuai dengan isi dan tujuannya, beberapa di antaranya termasuk pantun nasehat, pantun jenaka, pantun teka-teki, dan lebih banyak lagi. Hingga pada titik ini, akan sulit untuk menentukan jenis pantun apa yang diucapkan oleh Siti dan Edo tanpa konteks atau kutipan dari pantun tersebut.
Jika Anda pernah mendengar pantun yang diucapkan Siti dan Edo dan penasaran dengan jenis dan bentuk pantunnya, Anda dapat berkonsultasi dengan orang yang Anda anggap tahu, misalnya seorang guru sastra, penulis, atau pencinta sastra. Mereka kemungkinan besar akan dapat membantu Anda mengidentifikasi jenis pantun dan memberikan insight lebih lanjut tentang struktur dan makna pantun tersebut.
Untuk menciptakan pantun yang mirip dengan apa yang diucapkan Siti dan Edo, penting untuk pertama-tama memahami jenis pantun tersebut dan tata caranya. Pantun biasanya terdiri dari empat baris atau lebih, dengan rima akhir yang diatur dengan skema a-b-a-b. Baris pertama dan kedua adalah sampiran, yaitu bagian pantun yang tidak berkaitan langsung dengan maksud isi pantun, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi atau pesan yang ingin disampaikan.
Berikut ini adalah contoh kreasi pantun dengan format umum tersebut:
Adik manis pakai baju biru (a)Duduk manis di bawah pohon rindang (b)Berpelajaran tinggi hati jangan lupa diri (a)Ingatlah selalu asal usul dan orangtua (b)
Penulisan pantun mungkin membutuhkan latihan dan kebiasaan, tapi itu bisa menjadi cara yang menyenangkan dan kreatif untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan kita. Untuk menjadi terampil dalam menulis pantun, berlatihlah sesering mungkin dan jangan ragu untuk mencari inspirasi dan petunjuk dari berbagai sumber!