Ketika berbicara tentang kondisi keuangan sebuah perusahaan atau individu, ada tiga konsep kunci yang harus dipahami: aset, liability, dan ekuitas pemilik. Aset adalah apa saja yang dimiliki oleh perusahaan atau individu yang memiliki nilai. Di sisi lain, liability adalah apa saja yang menjadi tanggungan atau kewajiban perusahaan. Sementara ekuitas pemilik atau ekuitas pemegang saham adalah selisih antara total aset dan total liabilitas. Ini menggambarkan sejauh mana nilai aset lebih besar dari kewajiban.
Menurut soal yang diberikan, ada peningkatan total aset sebesar Rp 32.000.000,00 dan peningkatan total liabilitas sebesar Rp 12.000.000,00 dalam periode yang sama. Untuk menghitung ekuitas pemilik, kita perlu memahami bahwa kesenjangan antara pertumbuhan aset dan pertumbuhan kewajiban akan mencerminkan perubahan dalam ekuitas pemilik.
Dalam hal ini, pertumbuhan aset lebih besar daripada pertumbuhan liabilitas, dengan perbedaan sebesar Rp20.000.000,00 (Rp32.000.000,00 – Rp12.000.000,00). Jadi, jika kita mengevaluasi dari perspektif ekuitas pemilik, jumlah ekuitas pemilik dalam periode tersebut akan bertambah sebesar Rp20.000.000,00.
Nilai ini mungkin tidak mencerminkan jumlah ekuitas pemilik, tetapi perubahan dalam ekuitas pemilik. Jumlah total ekuitas pemilik akan ditentukan oleh saldo awal ekuitas pemilik ditambah perubahan tersebut. Jika tidak ada informasi lebih lanjut tentang saldo awal ekuitas pemilik, kami tidak dapat menentukan nilai total ekuitas pemilik.
Namun, yang jelas adalah bahwa selisih antara peningkatan aset dan peningkatan kewajiban akan menjadi penambahan pada ekuitas pemilik. Dalam konteks ini, ekuitas pemilik meningkat sebesar Rp20.000.000,00 dalam periode tersebut.
Perlu diingat bahwa perubahan dalam ekuitas pemilik dapat juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti pembayaran dividen atau penambahan modal oleh pemilik. Oleh karena itu, penambahan Rp20.000.000,00 ini mungkin berbeda dengan perubahan aktual dalam ekuitas pemilik jika ada transaksi lain yang mempengaruhi ekuitas pemilik.
