Para mubaligh yang pertama kali menyebarkan agama Islam di Nusantara memanfaatkan pendekatan adiluhung yaitu menjalin tali silaturahmi dan membaur dengan masyarakat. Pendekatan ini mencerminkan prinsip dasar dalam berdakwah yang diajarkan oleh Islam, yakni melalui cara yang bijaksana, rahmat, dan berdialog serta berinteraksi secara positif dengan masyarakat pada umumnya.
Penyebaran Islam di Nusantara
Nusantara, yang sekarang dikenal sebagai Indonesia, merupakan wilayah yang sangat strategis bagi penyebaran Islam. Terletak di jalur perdagangan internasional, banyak pedagang Muslim yang berhenti dan menghabiskan waktu mereka di Nusantara. Mereka tidak hanya berdagang, tetapi juga menyiarkan ajaran Islam kepada penduduk setempat, yang sebagian besar beragama Hindu, Budha, atau kepercayaan tradisional.
Awalnya, penyebaran Ajaran Islam di Nusantara dilakukan secara damai dan persuasif oleh para mubaligh atau misionaris Islam. Mereka rata-rata adalah pedagang atau ulama yang berasal dari Gujarat, Persia, Arab, dan sebagian dari China.
Pendekatan Silaturahmi Dan Membaur Dengan Masyarakat
Salah satu pendekatan efektif yang digunakan oleh mubaligh adalah menjalin silaturahmi dan membaur dengan masyarakat. Bagi mereka, berdakwah bukan hanya soal mengajarkan ajaran agama, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari dan menunjukkan manfaatnya kepada masyarakat.
Para mubaligh ini membangun hubungan baik dengan masyarakat setempat, baik itu dengan kalangan elit ataupun rakyat biasa. Mereka menunjukkan sikap rendah hati, kasih sayang, dan rasa hormat kepada masyarakat setempat, yang membuat masyarakat menjadi terbuka dan menerima ajaran Islam.
Kontribusi Dalam Masyarakat
Para mubaligh juga berkontribusi secara aktif dalam masyarakat, baik secara ekonomi, sosial, ataupun pendidikan. Banyak dari mereka yang mendirikan pesantren atau lembaga pendidikan Islam, pusat pelayanan kesehatan, dan infrastruktur lainnya untuk masyarakat setempat. Dengan cara ini, mereka menunjukkan bagaimana ajaran Islam dapat memberikan manfaat nyata dalam kehidupan masyarakat.
Kesimpulan
Cara para mubaligh dalam menyebarkan Islam di Nusantara dengan menjalin tali silaturahmi dan membaur dengan masyarakat, mengisyaratkan pentingnya pendekatan personal dan humanis dalam dakwah. Pendekatan ini bukan hanya efektif dalam menyebarluaskan ajaran Islam, tetapi juga dalam membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat setempat. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran agama, khususnya Islam, bukan hanya soal ajaran dan keyakinan, tetapi juga tentang bagaimana kita berinteraksi dengan sesama manusia.