Ilmu

Cerita Fantasi Bisa Diilhami oleh Latar Nyata Atau Objek Nyata Dalam Kehidupan Tetapi Diberi Fantasi. Oleh Karena Itu, Cerita Fantasi Bersifat?

×

Cerita Fantasi Bisa Diilhami oleh Latar Nyata Atau Objek Nyata Dalam Kehidupan Tetapi Diberi Fantasi. Oleh Karena Itu, Cerita Fantasi Bersifat?

Sebarkan artikel ini

Ada alasan mengapa kisah-kisah fantasi yang paling berkesan dan berkesan sering memiliki kaitan dengan realita. Meskipun cerita-cerita tersebut sering terjadi di dunia yang jauh dari kenyataan kita, elemen-elemen tertentu masih mengingatkan kita pada apa yang kita kenal dan mengerti. Oleh karena itu, cerita fantasi pada hakikatnya bersifat evokatif, inovatif, dan esensial.

Evokatif

Cerita fantasi paling efektif adalah cerita yang mampu membangkitkan emosi dan imajinasi pembaca. Inspirasi untuk latar belakang fantasi, karakter, dan situasi seringkali berasal dari dunia nyata. Misalnya, pengarang J.K. Rowling telah membuka aplikasi tentang bagaimana profesor dan guru yang ia temui semasa menjadi siswa membentuk karakter dalam seri Harry Potter. Dengan menggunakan latar dan karakter yang akrab dengan pembaca, ia mampu menciptakan dunia yang serentak ajaib dan nyata.

Inovatif

Fantasi dapat melibatkan ide-ide dan konsep yang tidak ada dalam realitas kita, namun hal tersebut tidak berarti ide-ide tersebut tidak dapat diinspirasi oleh dunia nyata. Misalnya, dunia “Middle Earth” yang diciptakan oleh J.R.R. Tolkien dalam trilogi “The Lord of the Rings” berawal dari studi dialektologinya dan kecintaannya pada lahan-lahan liar Inggris. Selain itu, teknologi futuristic dalam cerita-cerita fiksi ilmiah sering kali merupakan ekstrapolasi dari teknologi yang ada saat ini. Inovasi-inovasi ini memberikan sentuhan baru dan menarik pada elemen-elemen yang sudah kita kenal.

Esensial

Pada akhirnya, fantasi bergantung pada penggunaan imajinasi untuk menciptakan dunia dan pengalaman baru. Namun, inti dari setiap cerita, baik itu berlatar nyata atau imaginatif, adalah hubungan antara karakter dan bagaimana mereka menavigasi dunia mereka. Dengan kata lain, cerita fantasi bersifat esensial dalam arti bahwa mereka menjelajahi tema-tema dan pertanyaan fundamental tentang manusia dan hidup: siapa kita, apa tujuan kita, dan bagaimana kita berhubungan dengan dunia sekitar kita. Di sinilah fantasi dan realitas bertemu.

Jadi, alih-alih melihat fantasi sebagai sesuatu yang sepenuhnya terpisah dari realitas, kita seharusnya melihatnya sebagai cerminan dan perluasan dari dunia kita sendiri. Dalam arti uniknya, cerita fantasi adalah cara kita menjawab pertanyaan dan tantangan yang ditimbulkan oleh kehidupan sehari-hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *