Mengerjakan keterampilan pengelolaan keuangan dari usia dini adalah pendekatan yang baik untuk membentuk kebiasaan menabung yang baik di kemudian hari. Dalam skenario ini, kita akan mengeksplorasi perjalanan seorang anak yang mulai menabung di bank, dengan peningkatan tabungan bulanan yang tetap. Dalam kasus ini, anak tersebut menabung Rp. 50.000,00 pada bulan pertama, Rp. 55.000,00 pada bulan kedua, Rp. 60.000,00 pada bulan ketiga, dan seterusnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui besar tabungan anak tersebut setelah dua tahun.
Merumuskan Permasalahan
Pada pandangan pertama, permasalahan ini tampak sederhana. Namun, ini merupakan sebuah soal matematika berupa barisan aritmatika atau urutan dengan beda tetap. Dalam hal ini, selisih kenaikan tabungan antar bulan adalah Rp. 5.000,00. Dengan kata lain, tiap bulan anak ini menambahkan Rp. 5.000,00 ke jumlah yang ditabung pada bulan sebelumnya.
Menghitung Besar Tabungan
Untuk menghitung total tabungan setelah dua tahun (24 bulan), kita perlu menghitung jumlah dari barisan aritmatika ini. Barisan ini dimulai dari 50.000 dan berakhir di bulan ke 24. Kita dapat menggunakan rumus dari jumlah suatu barisan aritmatika:
Sn = n/2 * (a + Un) Dimana,- Sn adalah jumlah total dari barisan- n adalah jumlah suku dalam barisan (jumlah bulan dalam kasus ini)- a adalah suku pertama- Un adalah suku terakhir
Diketahui:
- n = 24 (dua tahun)- a = Rp 50.000,00 (jumlah yang ditabung di bulan pertama)- Un = a + (n-1)d = Rp 50.000 + (24-1)*Rp 5.000 = Rp 165.000
Masukan nilai-nilai ini ke dalam rumus:
Sn = 24/2 * (Rp 50.000 + Rp 165.000) = 12 * Rp 215.000 = Rp 2.580.000,00
Jadi, besar tabungan anak tersebut selama dua tahun adalah Rp 2.580.000,00.
Konsep ini bukan saja penting dalam teori aritmatika, tetapi juga dalam praktiknya. Dengan pemahaman ini, kita dapat memahami seberapa banyak uang yang telah ditabung seorang anak dalam periode waktu tertentu. Selain itu, kita juga mampu memesankan betapa pentingnya konsistensi dan peningkatan dalam menabung.