Dalam penjelasan temperatur dan pengukurannya, dua satuan yang paling umum digunakan adalah skala Celsius (°C) dan Fahrenheit (°F). Kedua skala ini diperkenalkan oleh Anders Celsius dan Daniel Gabriel Fahrenheit, secara berturut-turut. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana cara menentukan titik terbawah dan titik teratas pada kedua skala tersebut, serta persamaan dan perbedaannya.
Cara Menentukan Titik Terbawah dan Titik Teratas di Skala Celsius dan Fahrenheit
Pada skala Celsius, titik terbawah didefinisikan oleh titik beku air, yaitu 0°C, sementara titik teratas biasanya ditentukan oleh titik didih air, yaitu 100°C (di permukaan laut).
Sementara itu, dalam skala Fahrenheit, titik beku air ditetapkan pada 32°F dan titik didih air pada 212°F (di permukaan laut).
Persamaan dan Perbedaan dalam Menentukan Titik Terbawah dan Teratas
Persamaan
- Titik Referensi: Kedua skala menggunakan titik beku dan didih air sebagai titik referensi dalam penentuan skala mereka, walaupun nilai absolutnya berbeda.
- Referensi atmosferik: Kedua skala mengasumsikan pengukuran dilakukan pada tekanan atmosfer standar yaitu pada permukaan laut.
Perbedaan
- Nilai: Nilai titik beku dan didih air sangat berbeda antara kedua skala. Ini karena skala Celsius dibagi menjadi 100 bagian antara titik beku dan didih air, sedangkan skala Fahrenheit dibagi menjadi 180 bagian antara dua titik yang sama.
- Posisi titik nol: Pada skala Celsius, titik nol ditempatkan pada titik beku air. Sementara itu, pada skala Fahrenheit, titik nol tidak berkaitan dengan sifat fisik air melainkan ditetapkan berdasarkan titik beku campuran es dan salmiak.
Mengenal persamaan dan perbedaan ini penting, karena kesadaran dan pemahaman yang baik terhadap cara kerja kedua skala akan memudahkan kita dalam melakukan konversi antara keduanya, serta memahami dan menjelaskan fenomena-fenomena fisik yang terkait dengan suhu.