Protokol Kyoto adalah perjanjian lingkungan internasional yang diadopsi dalam rangka Konferensi Pihak-pihak ketiga (COP3) Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) yang diadakan di Kyoto, Jepang, pada Desember 1997. Tujuan utamanya adalah mengurangi emisi gas rumah kaca yang dianggap bertanggung jawab atas pemanasan global.
Apa itu Gas Rumah Kaca?
Gas rumah kaca adalah komponen atmosfer yang berfungsi untuk menyerap dan melepas radiasi energi termal. Proses ini penting untuk menjaga bumi tetap hangat dan dapat mendukung kehidupan. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia menyebabkan pemanasan global. Gas rumah kaca utama termasuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), dan gas fluorinasi.
Gas Rumah Kaca yang Tidak Termasuk dalam Protokol Kyoto
Meskipun ada berbagai jenis gas rumah kaca, Protokol Kyoto berfokus pada enam gas atau kategori gas tertentu. Ini termasuk:
- Karbon dioksida (CO2)
- Metana (CH4)
- Oksida Nitrat (N2O)
- Hidrofluorokarbon (HFCs)
- Perfluorocarbon (PFCs)
- Hexafluoride belerang (SF6)
Golongan gas yang tidak termasuk dalam perjanjian ini adalah Ozon (O3). Meski berperan sebagai gas rumah kaca dan mampu menyerap energi matahari, ozon tidak dianggap dalam Protokol Kyoto. Alasannya adalah ozon bukanlah gas yang dihasilkan langsung oleh aktivitas manusia. Sebaliknya, ozon di atmosfer terbentuk akibat interaksi sinar matahari dengan polutan udara lainnya seperti nitrogen oksida (NOx) dan senyawa organik mudah menguap (Volatile Organic Compounds, VOCs). Karena sifatnya tersebut, regulasi ozon lebih dititikberatkan pada upaya mengurangi emisi polutan yang menjadi prekursor pembentuknya.
Kesimpulan
Protokol Kyoto adalah alat penting dalam upaya global untuk mengurangi pemanasan global dengan target reduksi emisi gas rumah kaca tertentu. Gas yang tidak termasuk dalam daftar ini adalah ozon, karena sifat dan asalnya berbeda dari gas lainnya dalam grup ini. Lebih lanjut, upaya untuk mengendalikan jumlah ozon di atmosfer memerlukan strategi dan pendekatan yang berbeda.