Produk yang dibeli lalu dibuat menjadi produk lain atau dijual kembali dengan tujuan mendapatkan keuntungan merupakan sebuah jenis kegiatan bisnis yang dikenal dengan berbagai istilah, seperti reselling, dropshipping, atau value-added reselling. Kegiatan ini melibatkan proses pembelian produk dari supplier atau produsen, di mana produk tersebut nantinya akan ditransformasikan menjadi-produk lain atau dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Tujuannya, tentu saja, untuk memperoleh keuntungan.
Reselling
Reselling adalah praktek bisnis di mana Anda membeli produk dengan harga murah, biasanya secara grosir, dan menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan. Bisnis ini sangat populer di era digital karena kemudahan akses terhadap supplier dan produsen dari seluruh dunia, serta pasar yang luas melalui internet.
Reseller, atau orang yang menjalankan bisnis ini, biasanya tidak perlu menangani produksi atau pengiriman produk. Mereka hanya perlu fokus pada penjualan dan pemasaran, membuat bisnis ini menjadi pilihan yang tepat bagi mereka yang menginginkan fleksibilitas dan kemampuan untuk mulai dengan modal yang relatif kecil.
Biasanya, produk yang dijual kembali dapat berkisar dari segala jenis barang, mulai dari pakaian, alat elektronik, hingga produk kecantikan dan sebagainya.
Dropshipping
Hal seperti ini juga terjadi dalam model bisnis dropshipping. Model bisnis ini juga melibatkan melakukan pembelian produk dengan harga murah dan menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi. Namun, perbedaan utamanya adalah bahwa dalam dropshipping, penjual tidak perlu menyimpan stok produk.
Jadi, setelah konsumen membeli produk dari penjual (dropshipper), penjual tersebut akan meminta supplier untuk mengirim produk langsung ke alamat konsumen. Dropshipper hanya berfungsi sebagai perantara antara konsumen dan supplier, dan keuntungan didapatkan dari selisih harga.
Value-Added Reselling
Ada juga konsep value-added reselling (VAR) yang berarti suatu perusahaan membeli produk dan menambahkan fitur atau layanan sendiri sebelum menjualnya kembali. VAR bisa melibatkan banyak hal, misalnya dengan menambahkan perakitan atau pemrograman khusus, pelatihan, instalasi, atau integrasi sistem.
Konsep ini sering ditemui pada industri teknologi, di mana perusahaan VAR membeli perangkat keras atau perangkat lunak dan kemudian menambahkan layanan khusus atau penyesuaian lainnya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan secara lebih spesifik.
Kesimpulan
Dalam menentukan model bisnis yang cocok bagi Anda, penting untuk mempertimbangkan berbagai faktor, seperti modal yang tersedia, kemampuan pemasaran, dan preferensi pribadi. Tidak peduli model bisnis yang Anda pilih, ingatlah bahwa kesuksesan dalam bisnis memerlukan strategi yang baik, usaha, dan dedikasi.