Dalam penjelasan konseptual Islam, manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan asli atau “fitrah” yang bertauhid. Tauhid mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah, yang layak untuk disembah dan dipatuhi. Namun, manusia dapat memilih jalan hidup dan kepercayaan lainnya sebagai akibat dari berbagai pengaruh. Artikel ini akan membahas lebih jauh tentang fitrah manusia dalam keadaan bertauhid dan pengaruh yang bisa membuatnya memeluk kepercayaan lain.
Fitrah Manusia: Keadaan Asli Bertauhid
Dalam agama Islam, fitrah adalah keadaan asli atau alamiah seseorang yang telah dikodifikasi oleh Allah sejak lahir. Fitrah ini mencakup kepercayaan tauhid, yaitu keyakinan akan eksistensi dan keesaan Tuhan. Sebuah Hadis dari Rasulullah SAW menyebutkan bahwa “Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah.” Artinya, setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci dan memiliki kecenderungan alami untuk bertauhid atau mempercayai adanya satu Tuhan.
Pengaruh Lingkungan dan Pengalaman Hidup
Namun, perlu dicatat bahwa selama perjalanannya dalam kehidupan, manusia memiliki kebebasan untuk memilih keyakinannya sendiri. Ada banyak faktor pengaruh yang dapat mengubah atau membentuk kepercayaan seseorang, termasuk agama yang dianut. Beberapa di antaranya termasuk pengaruh lingkungan, pendidikan, pengalaman hidup, dan interaksi sosial.
Pengaruh lingkungan terutama dapat mempengaruhi kepercayaan seseorang. Jika seseorang tumbuh dalam lingkungan yang menganut nilai-nilai dan kepercayaan tertentu, dia mungkin akan memeluk kepercayaan yang sama. Misalnya, seseorang yang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga yang menganut agama lain mungkin akan memilih untuk menganut agama tersebut daripada tauhid.
Pendidikan juga memainkan peran penting dalam membentuk keyakinan dan tindakan seseorang. Ajaran dan nilai-nilai yang diterima seseorang selama pendidikan dapat mempengaruhi sudut pandang dan kepercayaan mereka.
Pengalaman hidup individu juga merupakan faktor penting dalam membentuk keyakinan mereka. Kejadian atau pengalaman tertentu dalam hidup seseorang dapat membawa mereka ke jalur kepercayaan tertentu. Misalnya, seseorang yang mengalami kejadian tragis mungkin mencari makna dan bimbingan dalam agama atau kepercayaan lain.
Interaksi sosial juga berperan dalam perkembangan kepercayaan individu. Melalui diskusi dan pertukaran ide dengan orang lain, seseorang mungkin akan terbuka untuk mempertimbangkan dan bahkan menerima pandangan dan keyakinan yang berbeda.
Kesimpulan
Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam status “fitrah”, mengakui eksistensi dan keesaan Tuhan. Namun, dalam perjalanannya, pengaruh berbagai faktor seperti lingkungan, pendidikan, pengalaman hidup, dan interaksi sosial dapat mempengaruhi dan mungkin mengubah keyakinan asli ini.
Meski demikian, kepercayaan tauhid tetap menjadi konsep keimanan yang universal dan mendasar yang dapat ditemukan pada fitrah setiap manusia. Konsep ini tidak hanya berlaku dalam Islam, tetapi juga dapat ditemukan dalam berbagai agama dan filsafat lain di dunia, sering kali menyiratkan pencarian spiritualitas yang mendalam dan keinginan untuk memahami makna sebenarnya dari kehidupan.