Diskusi

Tuliskan Beberapa Ketentuan dalam Sistem Tanam Paksa dan Tindak Penyelewengan yang Menyertainya

×

Tuliskan Beberapa Ketentuan dalam Sistem Tanam Paksa dan Tindak Penyelewengan yang Menyertainya

Sebarkan artikel ini

Sistem Tanam Paksa atau dalam istilah Belanda disebut “Cultuurstelsel” adalah suatu sistem pertanian yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda di Hindia Belanda (sekarang Indonesia) pada periode 1830-1870.

Ketentuan dalam Sistem Tanam Paksa

Sistem ini memiliki beberapa ketentuan penting sebagai berikut:

  1. Pewajiban Menanam: Masyarakat lokal dibawah pemerintahan Belanda diwajibkan menanam komoditas seperti tebu, kopi, tembakau, teh, dan indigo, bergantung pada kondisi tanah dan iklim setempat. Porsinya sebanyak 20% dari total lahan yang dimiliki.
  2. Hasil Panen: Hasil panen dari 20% lahan tersebut adalah milik pemerintah Belanda, dan masyarakat tidak berhak atas hasilnya walaupun mereka memiliki hak untuk menanam di lahan sisa.
  3. Jaminan Penghasilan: Bila hasil panen mengecewakan atau bahkan gagal, masyarakat tetap dijamin penghasilannya oleh pemerintah kolonial. Namun, dalam kenyataannya, hal ini sering kali tidak diprobadi.

Tindak Penyelewengan dalam Sistem Tanam Paksa

Meskipun teorinya menyatakan bahwa negara Belanda menjamin penghasilan masyarakat bila panen gagal, pada praktiknya terdapat banyak penyelewengan seperti:

  1. Pelanggaran Pewajiban Menanam: Walaupun hukum menyebutkan bahwa masyarakat hanya diwajibkan untuk menanam komoditas ekspor di 20% lahan mereka, dalam praktiknya, persentase ini seringkali menjadi lebih tinggi. Ini disebabkan karena pemerintah Belanda sering kali meminta hasil yang lebih tinggi daripada lahan 20%.
  2. Kekurangan Pangan: Karena sebagian besar lahan digunakan untuk menanam komoditas ekspor, lahan untuk menanam pangan menjadi kurang. Akibatnya, terjadi kelaparan dan malapetaka kelaparan di beberapa tempat.
  3. Eksploitasi Tenaga Kerja: Dalam sistem tanam paksa, pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara kerja paksa atau rodi. Para petani diharuskan bekerja tanpa kompensasi yang memadai.

Dalam evaluasi sejarah, banyak ahli yang menganggap bahwa sistem tanam paksa ini merupakan cara bagi negara Belanda untuk mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia di Indonesia. Meskipun ada beberapa kesuksesan dalam peningkatan produksi beberapa komoditas ekspor, namun dampak negatif yang ditimbulkan sangatlah merugikan bagi masyarakat lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *