Hari kiamat adalah suatu keyakinan yang berlaku dalam agama-agama monoteistik, seperti Islam, Kristen, dan Yahudi. Menurut keyakinan ini, pada hari kiamat, seluruh makhluk yang hidup akan dihancurkan dan kemudian dihidupkan kembali untuk diadili atas tindakan mereka selama hidup di dunia. Dalam Islam, banyak sumber yang menyatakan bahwa amal perbuatan manusia akan dihitung dan dipertimbangkan pada hari kiamat.
Al-Quran
Al-Quran, sebagai kitab wahyu Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, memberikan beberapa informasi tentang mekanisme perhitungan dan pertimbangan amal manusia pada hari kiamat. Berikut ini adalah beberapa ayat yang menggambarkan hal tersebut:
- Surah Az-Zalzalah ayat 7-8:
“Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. 99:7-8)
- Surah Al-Kahfi ayat 49:
“Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah, merasa takut terhadap apa yang (isi)nya dan mereka berkata: “Aduh celakalah kami, kitab apakah ini? Kitab ini tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan semuanya tertulis; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan hadir (di hadapan mereka), dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun.” (QS. 18:49)
- Surah Yasin ayat 12:
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Kami menjadikan segala sesuatu itu serba terang dalam kitab yang nyata.” (QS. 36:12)
Hadits Nabi Muhammad SAW
Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW juga menyebutkan bahwa setiap amal yang dikerjakan manusia akan dihitung dan dipertimbangkan pada hari kiamat. Berikut adalah beberapa hadits yang menegaskan hal tersebut:
- Dari Amr bin Auf, Rasulullah SAW bersabda:
“Seorang hamba tidak akan melangkah dari tempatnya (dihari kiamat) hingga ditanyakan tentang empat perkara: umur, bagaimana ia menghabiskannya; ilmu, apa yang dia perbuat dengannya; hartanya, bagaimana ia memperolehnya dan membelanjakannya; dan tubuhnya, apa yang dia habiskan (untuk apa mempergunakannya).” (HR. Tirmidzi)
- Dari Ma’qil bin Yasar, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Pada hari kiamat, tidak ada seorangpun di antara kamu, kecuali akan berbicara langsung dengan Rabbnya, tanpa ada penerjemah diantara kalian. Ia akan melihat ke kanan dan tidak melihat apapun kecuali amal-amalnya. Dan Ia akan melihat ke depan dan tidak melihat kecuali neraka di depan matanya. Maka jagalah dirimu dari neraka seandainya hanya dengan (berderma) sepotong kurma.” (HR. Muslim)
Kesimpulan
Berdasarkan informasi dalam Al-Quran dan hadits, bukti yang dijadikan dasar perhitungan dan pertimbangan amal manusia di hari kiamat meliputi catatan amal yang tertulis dalam kitab, evaluasi atas penggunaan umur, ilmu, harta, dan tubuh, serta pengakuan orang tersebut di hadapan Allah SWT. Manusia akan melihat balasan dari setiap amal kebaikan dan kejahatan yang mereka perbuat, dan Allah tak akan menganiaya seorang pun. Oleh karena itu, setiap individu harus selalu berusaha untuk menjalani kehidupan dengan baik dan selalu menjaga amal perbuatannya.