Sekolah

Homo Faber atau Manusia yang Bekerja Dimaknai dengan Prinsip Humanisme Transendental

×

Homo Faber atau Manusia yang Bekerja Dimaknai dengan Prinsip Humanisme Transendental

Sebarkan artikel ini

Homo Faber atau Manusia yang Bekerja adalah sebuah konsep yang merepresentasikan manusia sebagai pencipta dan pengubah lingkungannya melalui pekerjaan. Heberty A. Kaplan, seorang sosiolog berkebangsaan Amerika mendefinisikan homo faber sebagai “manusia pembuat alat” atau “manusia pembuat kebudayaan”. Konsep ini disandingkan dengan prinsip humanisme transendental yang menitikberatkan pada potensi luar biasa yang dimiliki manusia dan kebebasannya dalam mengembangkan diri.

Humanisme Transendental mengedepankan pandangan bahwa manusia memiliki kedaulatan atas dirinya sendiri dan memiliki kapasitas untuk mencapai nilai-nilai yang lebih tinggi. Aminuddin Khan, penulis buku “Education As Service”, mencatat bahwa humanisme transendental menitikberatkan pada penghargaan terhadap manusia sebagai individu dan penekanan pada potensi dan kebebasannya.

Homo Faber dan Prinsip Humanisme Transendental

Homo faber dan humanisme transendental memiliki kaitan yang erat. Keduanya berfokus pada kekuatan kerja manusia dan ide bahwa manusia dapat mempengaruhi dunianya secara signifikan melalui tindakaannya. Dalam pratiknya, konsep ini menyerukan para pekerja untuk memandang pekerjaan mereka tidak hanya sebagai sumber pendapatan, melainkan sebagai media untuk mengekspresikan kapasitas mereka menjadikan dunia menjadi lebih baik.

Dalam homo faber, pekerjaannya dianggap sebagai medium untuk merubah dan mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Ini mengartikan bahwa seseorang berpotensi menjadi ‘pembuat’ dalam arti yang lebih luas, dalam konteks ini, pembuat perubahan.

Dalam konteks humanisme transendental, pekerjaan adalah sarana bagi individu untuk mencapai potensi maksimal mereka dan berkontribusi pada kebaikan umum. Sebagai contoh, seorang tukang kayu mungkin melihat pekerjaannya bukan hanya sebagai cara untuk mencari nafkah, tetapi juga sebagai sarana untuk menyumbang kepada masyarakat melalui penciptaan produk yang berfungsi dan estetik.

Kesimpulan

Sebagai Homo Faber, manusia memiliki potensi luar biasa untuk menciptakan perubahan melalui pekerjaan. Dengan menganut prinsip humanisme transendental, kita dapat melihat bagaimana pekerjaan dapat menjadi lebih dari sekadar kegiatan untuk mencari nafkah. Sebaliknya, pekerjaan menjadi sarana untuk mempengaruhi dunia dan mencapai potensi maksimal kita. Kemampuan kita untuk menciptakan dan beradaptasi, yang menjadi pusat dari Homo Faber, berpadu dengan nilai-nilai humanisme transendental akan membuka jalan bagi pribadi yang lebih berarti dan kedamaian dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *