Ilmu

Tokoh dari Mataram yang Mengungsi ke Sriwijaya Akibat Kalah Berperang dengan Pikatan

×

Tokoh dari Mataram yang Mengungsi ke Sriwijaya Akibat Kalah Berperang dengan Pikatan

Sebarkan artikel ini

Sejarah Indonesia yang kaya dan beragam telah memberikan berbagai cerita menarik dan penting bagi pemahaman kita terhadap peradaban masa lampau. Salah satunya adalah kisah mengenai tokoh dari Mataram yang mengungsi ke Sriwijaya akibat kalah dalam pertempuran melawan Pikatan. Walaupun tidak banyak dokumentasi sejarah yang menggambarkan peristiwa ini secara rinci, berdasarkan beberapa sumber dapat kita rekonstruksi kisah tersebut.

Latar Belakang

Mataram Kuno pada abad ke-8 dan 9 Masehi merupakan salah satu kerajaan penting di Jawa Tengah pada zaman itu. Pada periode tersebut, Mataram Kuno berada di bawah pemerintahan Raja Balaputradewa, salah satu anggota Dinasti Sailendra. Melainkan, kekuasaannya mulai goncang oleh pesaingnya, yaitu Pikatan, yang merupakan seorang pemimpin dari Dinasti Sanjaya.

Pikatan dijuluki sebagai “Musuh dari Mataram” dan berkuasa di bagian timur Jawa Tengah. Pikatan merupakan tokoh penting dalam Sejarah Mataram Kuno, di mana ia berhasil mengalahkan Raja Balaputradewa, menjadikan Mataram Kuno kembali di bawah kendali Dinasti Sanjaya.

Pelarian ke Sriwijaya

Setelah kekalahan tersebut, Raja Balaputradewa diduga melarikan diri dan mengungsi ke Kerajaan Sriwijaya, kerajaan maritim yang dominan pada masanya, yang juga dikuasai oleh Dinasti Sailendra. Berdasarkan salah satu prasasti dari Sriwijaya, yakni Prasasti Talang Tuo, disebutkan bahwa Balaputradewa adalah raja Sriwijaya pada masa itu.

Sriwijaya, yang berada di Sumatra Selatan, menjadi tempat perlindungan bagi Balaputradewa. Meski dinyatakan kalah dalam pertempuran melawan Mataram Kuno, Balaputradeva berhasil beradaptasi dengan kehidupan baru di Sriwijaya dan berhasil mempertahankan dan meningkatkan kekuasaan kerajaan tersebut.

Implikasi Sejarah

Kisah ini memberikan gambaran tentang kompleksitas dan dinamika politik di Indonesia kuno. Meski kekalahan dalam pertempuran bisa berimbas pada penurunan kekuatan politik, dalam hal Raja Balaputradewa, kegagalan tersebut menjadi langkah penting dalam pendirian kekuasaan baru di Sriwijaya.

Hal ini juga mencerminkan hubungan yang erat antara kerajaan-kerajaan di Indonesia pada masa itu, yang sering kali melibatkan aliansi dan konflik dinasti. Oleh karena itu, pengungsiannya ke Sriwijaya bukan hanya melarikan diri, melainkan juga memperkuat hubungan dengan Dinasti Sailendra yang ada di Sriwijaya.

Dengan demikian, pengalaman Raja Balaputradewa yang mengungsi ke Sriwijaya setelah kalah berperang dengan Pikatan menjadi bagian penting dalam sejarah Indonesia, memberikan sudut pandang yang unik tentang bagaimana konflik, persaingan, dan aliansi politik membentuk sejarah dan perang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *