Zat nonelektrolit adalah zat yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dalam keadaan larut maupun leleh. Contoh beberapa zat ini meliputi gula, lemak, dan alkohol. Bila dilarutkan dalam suatu pelarut, zat nonelektrolit tidak memecah menjadi ion-ionnya yang masing-masing bermuatan positif dan negatif. Karena itulah, zat nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Pada eksperimen ini, sebanyak 4 gram zat nonelektrolit dilarutkan dalam 100 gram air dan hasilnya mendidih pada suhu 100,347 °C. Titik didih adalah suhu dimana suatu zat mulai berubah dari bentuk cair ke bentuk gas.
Nilai titik didih larutan berubah karena penambahan suatu zat untuk larutan, fenomena ini dikenal dengan peningkatan titik didih atau boiling point elevation. Adanya zat terlarut menyebabkan penurunan tekanan uap dan meningkatkan temperatur titik didih.
Untuk mencari massa molar dari zat nonelektrolit ini, dapat digunakan formula:
ΔTb = Kb * b
dimana ΔTb adalah peningkatan titik didih, Kb adalah tetapan elevasi titik didih, dan b adalah molalitas (mol solut/kg pelarut).
Diketahui bahwa:
- ΔTb = T larutan – T pelarut = 100,347 – 100 = 0,347 °C
- Kb air = 0,52 °C/Kg.mol
- massa zat nonelektrolit = 4 gram
- massa air = 100 gram = 0.1 Kg
Dengan memasukkan nilai tersebut ke dalam formula diatas, kita dapat mencari nilai b:
b = ΔTb / Kb = 0.347 / 0.52 = 0.667 mol/Kg
Sehingga massa molar (M) solut dapat ditemukan dengan formula:
M (g/mol) = m (g) / b (mol) = 4 g / 0.667 mol = 6 g/mol
Dengan demikian, massa molar zat nonelektrolit yang dilarutkan dalam 100 gram air dan mendidih pada suhu 100,347 °C ini adalah 6 g/mol.
Jadi, jawabannya apa?
Jawabannya adalah 6 g/mol. Zat nonelektrolit dengan massa 4 gram yang dilarutkan dalam 100 gram air dan menghasilkan titik didih pada suhu 100,347 °C memiliki massa molar sebesar 6 g/mol.
