Job-Order Costing adalah metode penentuan biaya yang biasanya digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa yang kustom atau unik. Dalam penentuan biaya produksi dengan menggunakan metode ini, memahami perlakuan akuntansi terhadap kerugian sangatlah penting. Berikut ini adalah tujuh jenis kerugian yang umumnya terjadi dalam produksi dan dampaknya terhadap perusahaan.
- Kerugian Material: Kerugian ini biasanya terjadi ketika ada material yang rusak, hilang, atau tidak dapat digunakan kembali. Dampaknya, biaya produksi perusahaan akan meningkat dan profitabilitas mungkin berkurang.
- Kerugian Tenaga Kerja: Kerugian ini bisa disebabkan oleh absensi pekerja, efektivitas kerja yang rendah, atau kesalahan pekerja. Dampaknya, ini dapat menambah biaya operasional dan mereduksi produktivitas perusahaan.
- Kerugian Alat dan Mesin: Kerugian ini dapat terjadi karena kerusakan mesin atau alat produksi. Dampak yang ditimbulkan adalah peningkatan biaya perbaikan atau penggantian, dan mungkin penundaan produksi.
- Kerugian karena Masa Tunggu: Ini biasanya terjadi ketika perusahaan menunggu pengiriman material atau komponen, yang bisa membuat produksi terhenti. Dampaknya adalah turunnya produktivitas dan peningkatan biaya tetap.
- Kerugian karena Varian Kualitas: Kerugian jenis ini terjadi ketika produk yang dihasilkan tidak memenuhi standar kualitas yang ditetapkan, sehingga perlu dilakukan perbaikan atau produksi ulang. Hal ini dapat menambah biaya dan mempengaruhi reputasi perusahaan.
- Kerugian Transportasi: Ini melibatkan kerusakan atau kehilangan barang selama proses pengiriman. Dampaknya adalah peningkatan biaya, penundaan, dan kemungkinan kehilangan kepercayaan pelanggan.
- Kerugian Administratif: Kerugian ini melibatkan kesalahan dalam proses administrasi seperti kesalahan pencatatan, penghitungan, atau dokumentasi. Dampaknya bisa sangat beragam, mulai dari peningkatan biaya hingga potensi kerugian hukum dan reputasi.
Secara keseluruhan, semua jenis kerugian ini dapat merusak keuangan, operasional, dan reputasi perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami dan menerapkan pengendalian yang efektif dalam setiap tahap produksinya.