Sistem politik telah menjadi pendorong perubahan sepanjang sejarah manusia. Dalam konteks ini, kita bertanya tentang sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain dengan tujuan mendapatkan keuntungan atau memperluas kekuasaan. Berdasar definisi tersebut, yang paling secara tepat merujuk pada konsep tersebut adalah “imperialisme”.
Imperialisme adalah suatu sistem politik dimana negara lebih kuat berusaha memperluas pengaruh dan kekuasaan mereka melalui penaklukkan militer, perdagangan, atau politik di negara lain untuk mendapatkan keuntungan finansial, strategis, atau berbagai alasan lain.
Umumnya, imperialisme menjadi simbol kekuasaan dan dominasi oleh suatu negara, biasanya negara adidaya atau petinggi kolonial, terhadap negara-negara lebih lemah. Cara-cara ekspansi ini tidak hanya terbatas pada invasi militer, tetapi juga melibatkan pemerasan ekonomi, manipulasi politik, dan penggunaan kekuatan budaya.
Sejarah mencatat banyak contoh imperialisme. Misalnya, periode penjelajahan dan kolonisasi Barat dimulai pada abad ke-15 hingga ke-20, yang mencakup periode imperialisme Eropa yang menjajah sebagian besar dunia, seperti Amerika, Afrika, dan Asia.
Meskipun mendatangkan banyak kerugian bagi para subjek kolonial, termasuk penindasan, penggusuran paksa, dan eksploitasi ekonomi, imperialisme juga bertanggung jawab untuk penyebaran beberapa elemen kunci modernitas, termasuk kebudayaan, teknologi, dan sistem politik dari negara penjajah.
Maka, dalam kata singkat, sistem politik yang bertujuan untuk menjajah negara lain agar mendapatkan keuntungan atau kekuasaan besar adalah apa yang kita kenal sebagai “imperialisme”. Concept ini telah membentuk begitu banyak aspek lanskap sosial, politik, dan ekonomi global seperti yang kita kenal sekarang.