Salah satu konsep terpenting dalam ajaran banyak agama adalah pengenalan terhadap keseimbangan antara kehidupan material (dunia) dan kehidupan spiritual (akhirat). Ajaran ini sering digambarkan melalui berbagai peribahasa dan kutipan, salah satunya yang dituturkan oleh Nabi Suci, “Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kamu hidup selamanya, dan berikan amal untuk hidupmu setelah mati seolah-olah kamu.”
Kutipan ini mencerminkan pandangan bahwa, sebagai manusia, kita harus menghargai dan berinvestasi dalam semua aspek kehidupan kita. Akan tetapi, bagaimana seharusnya kita memahami dan menerapkan nasihat ini?
Pada bagian pertama, “Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kamu hidup selamanya,” messase yang ingin disampaikan adalah pentingnya bekerja keras dan berdedikasi di dunia ini. Seperti kita akan hidup selamanya, kita harus merencanakan dan berusaha untuk keberhasilan jangka panjang. Maknanya, kita tidak boleh mengabaikan tanggung jawab kita di dunia ini dengan berpikir bahwa kehidupan ini sementara. Kendati demikian, penghayatan atas kehidupan dunia harus diimbangi dengan persiapan untuk hidup setelah mati.
Bagian kedua dari quote ini, “dan berikan amal untuk hidupmu setelah mati seolah-olah kamu,” menekankan bahwa kita juga perlu mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati. Dalam konteks ini, ‘amal’ dapat dipahami sebagai perbuatan baik yang kita lakukan di dunia ini, yang kemudian akan membantu kita di akhirat. Menggiatkan amal ibarat mempersiapkan bekal untuk perjalanan panjang, yakni kehidupan setelah mati.
Konsep ini ditujukan untuk memandu kita untuk hidup seimbang, dimana kita mendapatkan kebahagiaan dan keberhasilan di dunia ini tanpa mengesampingkan tanggung jawab kita di akhirat. Dimaknai secara keseluruhan, kutipan ini mendorong kita untuk hidup penuh dalam setiap aspek. Bekerja keras dan mengejar kesuksesan dunia tanpa mengesampingkan investasi untuk akhirat melalui amal. Dengan pendekatan ini, kita dapat meraih kesejahteraan di dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan berikutnya.