Sultan Nuku merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah kebangkitan daerah Maluku dalam melawan penjajah VOC. VOC atau Vereenigde Oostindische Compagnie adalah sebuah perusahaan perdagangan Belanda dengan cakupan wilayah operasional yang sangat luas, termasuk Indonesia. Perusahaan ini dikenal karena kebijakannya yang sering kali bersifat eksploitasi dan menimbulkan ketidakadilan.
Sultan Nuku, yang bernama lengkap Muhammad Ali atau Tuan Tungga, adalah salah satu dari sekian banyak penguasa lokal di Indonesia yang memberi perlawanan pada kebijakan VOC. Perlawanan Sultan Nuku terhadap VOC dilandasi oleh rasanya yang mendalam terhadap tindakan VOC yang ia anggap mengancam integritas dan kedaulatan wilayahnya serta merendahkan harga dirinya dan rakyatnya.
Tindakan VOC yang paling mencolok yang memicu Sultan Nuku untuk melawan adalah pola eksploitasi sumber daya alam Nusantara oleh VOC tanpa mengindahkan hak-hak lokal. VOC membentuk monopoli perdagangan rempah, terutama cengkeh dan pala, yang sangat merugikan petani lokal. Selain itu, VOC juga sering kali melakukan kekerasan dan intimidasi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Kebijakan VOC dalam menentukan harga beli rempah dengan cara mereka sendiri sangat merugikan, menimbulkan kemiskinan dan kelaparan oleh banyak petani rempah di Maluku. Hal ini membuat Sultan Nuku merasa perlu untuk bergerak dan memimpin perlawanan terhadap VOC.
Selain itu, persekusi dan pembantaian brutal oleh VOC kepada rakyat Maluku turut menambah api perlawanan. VOC sering kali dikenal karena tindakan kekerasan dan perang mereka yang kejam, yang tidak hanya mencakup serangan militer, tetapi juga termasuk pembunuhan dan penyiksaan terhadap penduduk sipil.
Dengan demikian, perlawanan Sultan Nuku terhadap VOC muncul bukan hanya karena kebenciannya terhadap VOC secara pribadi, tetapi juga karena keinginannya untuk melindungi rakyatnya dari eksploitasi dan penindasan. Hal ini telah memicu semangat perlawanan yang kuat dalam peperangan melawan VOC dan menjadikan Sultan Nuku sebagai pahlawan dalam sejarah Indonesia.
