Sejarah telah lama menjadi komponen penting dalam memahami peradaban manusia, memberikan kita pengetahuan tentang masa lalu untuk mengerti perjalanan dan perkembangan masyarakat serta budaya. Kita sering mendengar pernyataan bahwa “Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau”, namun, pertanyaannya adalah siapa yang pertama kali mengungkapkan pernyataan ini?
Pernyataan tersebut tampaknya tidak dapat diatribusikan kepada satu individu tertentu. Ini karena gagasan bahwa sejarah adalah representasi bersama dari masa lalu adalah konsep umum yang telah ada dan berkembang sepanjang sejarah studi sejarah sendiri. Bagaimanapun, banyak tokoh besar dalam sejarah dan filsafat—dari Thucydides hingga Voltaire—telah menyuarakan pemikiran serupa, menyarankan bahwa sejarah adalah studi tentang pengalaman manusia kolektif di masa lampau.
Konsep ini terus berkembang seiring berjalannya waktu, dengan berbagai teori dan metode sejarah yang muncul dan menggantikan yang lainnya. Seperti halnya dengan semua bidang ilmu pengetahuan, pandangan sejarah pun semakin kompleks dan dinamis, mencakup berbagai faktor dan aspek yang lebih luas dari peradaban manusia.
Dengan kata lain, sejarah adalah cerminan dinamis dan berlapis-lapis dari kehidupan manusia di masa lalu. Metode penggambarannya bisa berupa tulisan, lukisan, artefak, dan bentuk-bentuk lainnya; merefleksikan kejadian, tradisi, ide, dan emosi kolektif yang ditemukan dalam masyarakat tertentu pada periode tertentu.
Meskipun pernyataan “Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau” tidak dapat diatribusikan kepada satu individu, konsep ini tetap menjadi prinsip dasar dalam studi sejarah. Memberikan kita pemahaman yang kuat tentang pentingnya sejarah bagi perkembangan umat manusia.
