Sosial

Orang yang Terkena Stroke Cenderung Akan Mengalami Pengecilan Otot yang Disebut dengan Istilah…yang Disebabkan Karena…

×

Orang yang Terkena Stroke Cenderung Akan Mengalami Pengecilan Otot yang Disebut dengan Istilah…yang Disebabkan Karena…

Sebarkan artikel ini

Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi saat aliran darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terhenti, yang biasanya disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Kondisi ini umumnya dapat menyebabkan sejumlah gejala, seperti gangguan bicara, kesulitan berjalan, dan kelumpuhan lanjutan di satu sisi tubuh. Salah satu dampak berat jangka panjang dari stroke adalah atrofi otot, kondisi di mana otot mengecil atau menyusut.

Atrofi otot adalah suatu kondisi di mana mass otot berkurang atau menyusut. Ini bukanlah penyakit independen, melainkan gejala atau hasil dari kondisi medis lainnya, seperti stroke. Atrofi otot yang terjadi akibat stroke ini sering dikenal dengan istilah “disuse atrophy” atau atrofi otot karena tidak digunakan.

Penyebab utama terjadinya atrofi otot pada pasien stroke adalah kurangnya aktivitas atau penggunaan otot yang terkena dampak. Ketika orang mengalami stroke, biasanya mereka mengalami kelumpuhan atau kelemahan otot pada satu sisi tubuh. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk bergerak atau menggunakan bagian tubuh yang terkena dampak, sehingga otot-otot ini tidak mendapatkan rangsangan untuk berkontraksi dan bertumbuh.

Tidak ada gerakan atau kontraksi yang cukup berarti, otot-otot ini mulai kehilangan massanya dan mengecil, kondisi yang kita kenal sebagai atrofi otot. Selain itu, penurunan aliran darah ke otak selama stroke juga dapat merusak sel-sel saraf yang mengendalikan otot, memberikan kontribusi lebih lanjut pada atrofi otot.

Dalam banyak kasus, atrofi otot yang disebabkan oleh stroke bisa diatasi atau diminimalkan melalui rehabilitasi fisik dan terapi fisik yang tepat. Fokus dari perawatan ini adalah untuk secara bertahap membangun kembali kekuatan dan fungsi otot melalui serangkaian latihan dan aktivitas terkontrol. Namun, keberhasilan perawatan ini sangat bergantung pada tingkat keparahan stroke dan tingkat kepatuhan pasien terhadap program rehabilitasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *