Sekolah

Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang Menceritakan Penggalian Sungai Gomati untuk Mencegah Terjadinya Banjir

×

Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang Menceritakan Penggalian Sungai Gomati untuk Mencegah Terjadinya Banjir

Sebarkan artikel ini

Dalam sejarah pencatatan kerajaan-kerajaan di Indonesia, salah satu yang mencuri perhatian adalah Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan ini dikenal luas sebagai kerajaan Hindu pertama di Indonesia yang berkuasa dari abad ke-5 hingga ke-7 Masehi. Salah satu fakta menarik tentang kerajaan ini, terutama yang tercatat dalam prasastinya, adalah tentang penggalian Sungai Gomati.

Sebelum memahami lebih jauh, penting untuk mencermati apa yang dimaksud dengan prasasti. Dalam konteks sejarah, prasasti adalah benda keras seperti batu atau logam yang digunakan untuk mencatat informasi penting atau peristiwa bersejarah, biasanya oleh penguasa atau orang-orang penting pada waktu itu. Prasasti dapat berfungsi sebagai petunjuk penting untuk membantu peneliti dan sejarawan memahami kehidupan, peristiwa, dan perubahan sosial budaya masyarakat di masa lalu.

Salah satu prasasti yang menjadi bukti otoritas Kerajaan Tarumanegara adalah Prasasti Ciaruteun. Prasasti ini mencatat tentang penggalian Sungai Gomati oleh raja. Riwayat penggalian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya banjir yang bisa merusak permukiman dan lahan pertanian, yang tentunya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Dalam prasasti ini juga disebutkan bahwa penggalian Sungai Gomati diawasi oleh Raja Purnawarman. Ini mencerminkan kepedulian dan peran aktif raja dalam urusan rakyatnya, sisinkron dengan konsep kepemimpinan dalam ajaran Hindu yang mendorong pemimpinnya untuk selalu berbakti kepada rakyatnya.

Ringkasnya, prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara mencakup topik penting seperti prasasti Ciaruteun mengenai penggalian Sungai Gomati. Prasasti ini tidak hanya memberikan wawasan tentang upaya preventif bencana banjir yang dijalankan pada waktu itu, tapi juga memberikan gambaran pada kita tentang kepemimpinan dan peran seorang raja dalam masyarakat kuno.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *