Ilmu

Di Bawah Ini yang Tidak Termasuk Penyimpangan Terhadap UUD 1945 Pada Masa Berlangsungnya Kehidupan Demokrasi Terpimpin

×

Di Bawah Ini yang Tidak Termasuk Penyimpangan Terhadap UUD 1945 Pada Masa Berlangsungnya Kehidupan Demokrasi Terpimpin

Sebarkan artikel ini

Demokrasi Terpimpin merupakan periode dalam sejarah politik Indonesia yang berlangsung dari 1957 hingga 1965 dan dipimpin oleh Presiden pertama, Soekarno. Selama periode ini, Indonesia berusaha untuk mewujudkan cita-cita konstitusionalnya, namun tidak terlepas dari berbagai penyimpangan yang terjadi. Ada beberapa kebijakan dan aksi yang dianggap sebagai penyimpangan terhadap Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945), namun tidak semua ditemukan pada periode ini. Sebagai upaya memahami lebih lanjut, berikut ini yang tidak termasuk penyimpangan terhadap UUD 1945 pada masa Demokrasi Terpimpin:

1. Pengusungan Sistem satu partai

Salah satu ciri khas yang tidak ditemukan dalam periode Demokrasi Terpimpin adalah pengusungan sistem satu partai. Meski Soekarno secara aktif memusatkan kekuasaan, periode ini tidak sampai membatasi Indonesia menjadi negara satu partai. Pada masa demokrasi terpimpin, walaupun partai politik tidak berperan signifikan, namun masih ada keberadaan berbagai partai politik.

2. Penyimpangan Uang Negara

Masa Demokrasi Terpimpin juga tidak dicirikan dengan korupsi yang merajalela atau penggelapan uang negara secara sistematik oleh penguasa atau pejabat publik. Walaupun memang tidak semua praktek ekonomi dan politik selama periode ini dapat dianggap benar menurut standar modern, namun belum tentu dapat dianggap sebagai penyimpangan terhadap UUD 1945.

3. Penerapan Sistem Pemerintahan Asing

Pada masa Demokrasi Terpimpin, Indonesia tidak menerapkan secara penuh sistem pemerintahan atau ideologi asing yang bertentangan dengan UUD 1945. Meski berorientasi ke kiri dan menjalin hubungan dengan negara-negara sosialis seperti Uni Soviet dan Cina, Indonesia tetap berkomitmen pada UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar negara.

Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa penilaian tentang apa yang merupakan penyimpangan dari UUD 1945 sangat bergantung pada interpretasi hukum dan negara, serta konteks sejarah. Dengan demikian, penilaian ini tidak bersifat mutlak dan dapat berubah sesuai dengan pemahaman dan tafsiran yang berkembang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *