Dalam praktik ibadah umat Muslim, terdapat dua jenis shalat yang dilakukan yaitu shalat fardhu dan shalat sunnah. Shalat fardhu adalah shalat yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim pada waktu-waktu tertentu, sedangkan shalat sunnah adalah shalat yang dianjurkan untuk dilakukan namun tidak mempunyai kewajiban hukum sebagaimana shalat fardhu.
Khusus tentang shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu, ada dua jenis, yaitu shalat sunnah yang dilakukan sebelum shalat fardhu dan shalat sunnah yang dilakukan sesudah shalat fardhu. Shalat sunnah yang dilakukan sebelum shalat fardhu memiliki sebutan khusus dalam istilah agama Islam.
Shalat sunnah yang dilakukan sebelum shalat fardhu disebut sebagai Shalat Sunnah Rawatib. Shalat sunnah rawatib ini dibagi menjadi dua jenis yaitu Rawatib Muakkad (ditekankan) dan Rawatib Gairu Muakkad (tidak ditekankan).
Rawatib Muakkad adalah shalat sunnah yang sangat ditekankan untuk dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. Rawatib ini terdiri dari 10 raka’at yang dilakukan sebelum dan sesudah shalat fardhu di waktu pagi, siang, magrib, dan isya.
Sementara itu, Rawatib Gairu Muakkad adalah shalat sunnah rawatib yang tidak terlalu ditekankan dan jumlah rakaatnya adalah 8 rakaat yang meliputi shalat dhuha dan tahajjud.
Shalat sunnah rawatib dilakukan dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT serta untuk mengharap rahmat-Nya. Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah rawatib ini sebagai bentuk penyempurnaan ibadah mereka.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa shalat sunnah yang dilakukan sebelum shalat fardu disebut sebagai shalat sunnah rawatib. Shalat sunnah ini menjadi bagian penting dalam ibadah umat Islam dan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pahala dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
