Sejarah dunia Islam menunjukkan bahwa dinasti Bani Umayyah merupakan salah satu dinasti paling berpengaruh dan panjang umurnya pada periode itu. Namun, Bani Umayyah tak berhasil melewati serangkaian pemberontakan yang mengubah jalannya sejarah. Salah satu pemberontakan yang paling signifikan adalah gerakan pemberontakan yang dipimpin oleh Abu Muslim al-Khurasani.
Abu Muslim al-Khurasani, seorang pemimpin militer dan revolusioner dari Khorasan, yang memainkan peran penting dalam menggulingkan dinasti Umayyah dan menciptakan tatanan baru. Kekuatan politiknya dan gaung kerajaan Banu Umayyah harus berhadapan dengan keterampilan al-Khurasani dalam strategi militer dan organisasi sosial, yang menjadi faktor penting dalam menentukan hasil pemberontakan.
Gerakan pemberontakan al-Khurasani dimulai sebagai respons terhadap perlakuan yang diterima masyarakat Khorasan dari dinasti Bani Umayyah, yang menurut banyak catatan sejarah, cukup tidak adil dan brutal. Pemberontakan ini menjadi suatu kejutan taktis, karena Bani Umayyah telah merasa cukup aman dan percaya diri dalam kekuasaannya, sehingga pemberontakan tersebut mengguncang fondasi kekaisaran mereka.
Al-Khurasani mengelola tim pasukannya dengan keterampilan dan pengetahuan yang mumpuni dalam taktik militer. Abu Muslim juga menghimpun dukungan dari berbagai lapisan masyarakat – mulai dari petani hingga aristokrat – dan menggalakan semangat juang melawan penindasan yang selama ini dilakukan oleh Bani Umayyah. Hal ini menunjukkan kemampuan dan daya tariknya yang luas, tidak hanya di kalangan militer tetapi juga di kalangan masyarakat umum.
Pemberontakan ini berlangsung selama sejumlah tahun dan akhirnya berhasil, dengan hasil menggulingkan Bani Umayyah dan mengangkat dinasti baru, Dinasti Abbasiyah, dipimpin oleh as-Saffah. Abu Muslim al-Khurasani, setelah berkontribusi besar dalam gerakan ini, tragisnya, akhirnya dieksekusi oleh Kalifah Al-Mansur, raja kedua dari dinasti Abbasiyah – sebuah ironi sejarah yang tampaknya menunjukkan bahwa bahkan revolusi bisa memakan anak-anaknya sendiri.
Dalam konteks sejarah Islam, gerakan pemberontakan dipimpin oleh Abu Muslim al-Khurasani menjadi titik balik penting dalam transisi dari Bani Umayyah ke Dinasti Abbasiyah. Gerakan pemberontakan ini menjadi pembelajaran penting tentang bagaimana kekuasaan politik bisa berubah tangan dan bagaimana karakter individu, seperti Abu Muslim al-Khurasani, dapat memainkan peran penting dalam proses tersebut. Dalam hal ini, sejarah Dinasti Umayyah dan peran Abu Muslim al-Khurasani menjadi jendela untuk memahami tatanan politik dan sosial dalam sejarah Islam.