Dalam sejarah awal peradaban manusia, terdapat suatu era yang dikenal sebagai masa sebelum manusia mengenal tulisan, di mana kehidupan dan budaya manusia pada saat itu dikendalikan oleh praktik lisan dan komunikasi nonverbal. Dalam konteks ini, para ahli sejarah dan arkeologi menciptakan sebuah istilah yang menggambarkan fase ini dari kehidupan manusia, yaitu “pra-sejarah” atau “prehistorik”.
Pada masa pra-sejarah ini, kehidupan manusia berlangsung tanpa adanya catatan tertulis yang membantu menyampaikan informasi dari generasi ke generasi, menyebabkan sedikit informasi yang tersedia mengenai praktik dan cara hidup mereka sehari-hari. Namun, para ahli telah mengumpulkan data dan pengetahuan tentang periode ini melalui berbagai metode, seperti studi arkeologi, analisis keberadaan fosil, dan penelitian tentang kebudayaan lisan.
Penting untuk mencatat bahwa periode pra-sejarah tidak bersifat statis, dan dapat dibagi menjadi beberapa tahap yang berbeda berdasarkan pengkajian ilmiah. Secara umum, periode pra-sejarah dibagi menjadi beberapa usia atau zaman, seperti Zaman Batu, Zaman Perunggu, dan Zaman Besi. Zaman Batu sendiri dibagi menjadi tiga fase, yaitu Zaman Paleolitikum (Zaman Batu Tua), Zaman Mesolitikum (Zaman Batu Pertengahan), dan Zaman Neolitikum (Zaman Batu Muda).
Di masa pra-sejarah, manusia hidup dalam kelompok-kelompok kecil yang dikenal sebagai komunitas pemburu-pengumpul. Mereka mengandalkan kemampuan mereka untuk mendapatkan makanan dan sumber daya yang dibutuhkan dari lingkungan alam sekitar. Kebudayaan mereka pada umumnya sangat sederhana, dan mereka menggunakan alat dan peralatan yang terbuat dari batu, kayu, dan tulang.
Dalam hal kebudayaan, seni dan kriya merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia pra-sejarah. Beberapa contoh kriya yang umum pada masa ini adalah seni pahat, kerajinan tekstil, dan keramik. Di samping itu, seni cadas yang ditemukan di sejumlah gua pada masa ini, seperti Lukisan Altamira yang ada di pesisir utara Spanyol, adalah bukti kuat dari kecenderungan manusia untuk berekspresi secara artistik.
Meskipun tantangan yang dihadapi dalam mempelajari era pra-sejarah karena keterbatasan informasi tertulis, penelitian terus dilakukan oleh para ahli di berbagai bidang ilmu, seperti arkeologi, antropologi, dan paleontologi, untuk menggali lebih dalam tentang kehidupan, budaya, dan asal-usul manusia selama periode ini.