Dalam setiap penelitian, baik ilmiah atau akademik, terdapat berbagai aktivitas yang memainkan peran penting dalam membantu peneliti mencapai tujuan mereka. Salah satu kegiatan penting dalam proses penelitian adalah mencari dan mengumpulkan data, khususnya data lapangan. Data lapangan sendiri merujuk pada informasi yang diperoleh langsung dari sumbernya atau di tempat kejadian. Dalam terminologi penelitian, proses ini biasa disebut dengan fieldwork atau kerja lapangan.
Proses kerja lapangan merupakan langkah kunci dan kritikal dalam penelitian karena melalui langkah ini peneliti dapat memperoleh data yang valid, reliabel, dan representatif tentang subjek atau fenomena yang sedang diteliti. Ada beberapa metode yang biasanya digunakan dalam kerja lapangan, seperti wawancara, observasi, survei, atau eksperimen. Metode yang dipilih umumnya disesuaikan dengan jenis penelitian dan tujuan penelitian tersebut.
Sejatinya, kerja lapangan bukan hanya sekadar proses pengumpulan data. Lebih dari itu, kerja lapangan juga mengharuskan peneliti untuk berinteraksi langsung dengan subjek penelitian, memahami konteks mereka, dan meninterpretasikan data tersebut dalam kerangka teoritis penelitian. Oleh sebab itu, keterampilan interpersonal, etika penelitian, dan kemampuan analisis juga sangat penting dalam proses ini.
Namun, walaupun memiliki peran sentral dalam penelitian, kerja lapangan sering kali juga menimbulkan tantangan tersendiri bagi peneliti. Misalnya, masalah logistik, akses, bias dalam pengumpulan data, dan risiko lainnya yang mungkin muncul di lapangan. Oleh karena itu, peneliti dituntut untuk melakukan perencanaan yang matang dan mitigasi risiko sejak awal.
Bagi peneliti, dapat dibilang bahwa kerja lapangan adalah jembatan antara penelitian dan dunia nyata — sebuah proses di mana peneliti berusaha untuk menjawab pertanyaan penelitian mereka dengan data yang valid dan relevan. Karena itulah, peran kerja lapangan sangat penting dan tidak dapat digantikan dalam proses penelitian.