Aluminium, logam yang sangat berlimpah dan bermanfaat, biasanya diproduksi dari bauksit, sebuah jenis bijih yang kaya akan oksida aluminium. Proses produksi yang melibatkan pengecoran aluminium dari bauksit dilakukan melalui proses yang dikenal sebagai elektrolisis. Dalam konteks ini, terjadi penambahan bahan lain, yaitu kriolit. Tetapi apa sebenarnya fungsi dari kriolit saat pembuatan aluminium dari bauksit dengan cara elektrolisis?
Kriolit, atau juga dikenal sebagai Natrium Aluminium Fluorida adalah sebuah mineral yang dalam konteks industri aluminium, berfungsi penting dalam menurunkan titik leleh dari campuran. Dalam proses elektrolisis dalam peleburan aluminium, bijih bauksit pertama-tama dicampur dengan kriolit sebelum dihantarkan ke sel elektrolisis.
Sejatinya, proses peleburan aluminium membutuhkan suhu yang sangat tinggi, di atas 2000 derajat Celsius. Tetapi dengan penambahan kriolit, titik leleh campuran tersebut secara signifikan turun hingga sekitar 950 derajat Celsius. Hal ini sangat penting dari segi efisiensi energi dan praktis dalam operasional industri.
Selain itu, kriolit juga berperan dalam meningkatkan konduktivitas listrik dari campuran. Hal ini penting dalam peningkatan efisiensi proses elektrolisis itu sendiri.
Oleh karena itu, dalam pembuatan aluminium dari bauksit dengan cara elektrolisis, penambahan kriolit memiliki peranan penting. Fungsi utama dari kriolit adalah menurunkan titik leleh campuran, sehingga proses peleburan aluminium menjadi lebih efisien dari segi energi. Selain itu, penambahan kriolit juga membantu dalam meningkatkan konduktivitas listrik dari campuran, sehingga proses elektrolisis berjalan dengan lebih efisien.