Diskusi

Analisis Majas dalam Kutipan “Awan Tertatih-tatih Melintasi Langit, Kerikil di Jalan Tampak Pucat Sedih”

×

Analisis Majas dalam Kutipan “Awan Tertatih-tatih Melintasi Langit, Kerikil di Jalan Tampak Pucat Sedih”

Sebarkan artikel ini

Majas, atau gaya bahasa, adalah teknik yang digunakan penulis untuk memperindah dan memberikan makna tambahan pada tulisan mereka. Kutipan “Awan tertatih-tatih melintasi langit, kerikil di jalan tampak pucat sedih,” mengandung dua jenis majas: personifikasi dan metafora.

Mulasinya dengan, “Awan tertatih-tatih melintasi langit.” Dalam kalimat ini, awan diberikan sifat manusia yaitu ‘tertatih-tatih’. Umumnya, awan bergerak melintasi langit dengan halus dan tanpa hambatan. Namun, penulis memberikan sifat ‘tertatih-tatih’ pada awan untuk menciptakan gambaran yang lebih kuat dan mempengaruhi mood pembaca sehingga merasakan sensasi awan yang bergerak dengan susah payah. Teknik ini disebut sebagai personifikasi, yaitu memberikan sifat atau karakteristik manusia pada objek atau konsep non-manusia.

Selanjutnya, “Kerikil di jalan tampak pucat sedih.” Seperti halnya personifikasi, kalimat ini juga memberikan karakteristik manusia pada kerikil – dalam hal ini, kerikil tersebut tampak ‘pucat sedih’. Jelas, ini adalah metafora, karena kerikil tidak dapat merasa sedih atau tampak pucat. Penulis menggunakan metafora ini untuk menggambarkan suasana atau mood yang sedih dan suram, dan untuk mempengaruhi perasaan pembaca.

Dalam kesimpulannya, kutipan ini menggunakan majas untuk menghidupkan gambaran dan mempengaruhi perasaan pembaca. Penggunaan personifikasi dan metafora memungkinkan pembaca merasakan suasana yang coba disampaikan oleh penulis, dan membantu membangun koneksi emosional dengan teks. Oleh karena itu, majas dapat menjadi alat yang kuat dalam penulisan, baik itu prosa, puisi, atau wacana lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *