Sejauh mana kita memahami sejarah penyebaran Islam di Nusantara, tak terlepas dari kajian-kajian serta analisis para ahli dan sejarawan. Salah satunya adalah Buya Hamka, seorang ulama dan penulis Indonesia yang memiliki jasa besar dalam memberikan pencerahan sejarah terkait Islam di Nusantara. Menurutnya, Islam yang masuk ke Nusantara berasal langsung dari Timur Tengah. Ada beberapa alasan yang membuat Hamka yakin tentang hal ini.
Pertama, Hamka mengacu pada bukti sejarah dan arkeologi yang mengindikasikan bahwa terjadi kontak langsung antara Nusantara dengan Timur Tengah sejak zaman kuno. Beberapa artefak yang ditemukan, seperti koin dan barang keramik dari Timur Tengah, membuktikan adanya hubungan dagang dan pertukaran budaya dengan Nusantara yang berlangsung selama berabad-abad.
Kedua, pemikiran Hamka dipengaruhi oleh kenyataan bahwa sebagian besar penyebar agama Islam di Nusantara adalah pedagang dari Timur Tengah. Sementara itu, faktanya, sebagian besar kerajaan di Nusantara menerima Islam secara damai melalui proses perdagangan dan perkawinan antara pedagang Muslim dengan penduduk lokal.
Ketiga, Hamka merujuk pada literatur dan naskah-naskah kuno yang menggambarkan penyebaran Islam di Nusantara. Traktat-traktat ini seringkali merujuk langsung pada Timur Tengah sebagai asal Islam, dan para sejarawan seperti Hamka telah menggunakan sumber-sumber ini untuk mengkonfirmasi keyakinan mereka.
Terakhir, Hamka melihat pola penyebaran Islam di Nusantara yang sejalan dengan rute perdagangan utama saat itu. Ini mencerminkan bahwa jaringan dagang telah mempermudah penyebaran ide dan budaya, termasuk agama, antara Timur Tengah dan Nusantara.
Sebagai kesimpulannya, keyakinan Hamka bahwa Islam di Nusantara berasal dari Timur Tengah didasarkan pada sejumlah bukti dan analisis sejarah, arkeologi, dan literatur yang ada. Di samping itu, pola penyebaran Islam yang sejalan dengan jaringan dagang menunjukkan peran penting perdagangan dalam proses penyebaran agama ini.