Dalam menjalankan proses belajar mengajar, ada banyak metode yang bisa digunakan untuk menjadikan sesi pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menarik. Salah satunya adalah dengan melakukan presentasi peta pikiran kelompok di depan kelas dan kemudian memanjangkannya di tembok kelas.
Peta pikiran atau mind map merupakan alat yang sangat efektif untuk mengorganisir dan memvisualisasikan suatu ide atau konsep. Diajarkan oleh Tony Buzan, penggunaan peta pikiran dalam proses belajar dapat membantu memperdalam pemahaman siswa terhadap suatu materi. Dengan menggunakan mind map, informasi yang kompleks bisa dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
Dalam konteks kelas, setelah selesai membuat peta pikiran, langkah berikutnya yang dilakukan adalah mempresentasikannya di depan kelas. Hal ini bertujuan untuk membagikan pemahaman dan perspektif masing-masing kelompok terhadap suatu topic atau materi. Dengan berinteraksi dan diskusi di tengah-tengah kelas, setiap siswa memiliki kesempatan untuk mendengar dan berpartisipasi dalam diskusi tersebut.
Sebagai tambahan, menempelkan peta pikiran di tembok kelas juga dapat menjadi metode pembelajaran yang sangat efektif. Dengan begitu, setiap kali siswa memasuki kelas, mereka akan melihat peta pikiran tersebut dan memori mereka akan di-refresh tentang materi yang telah dipelajari.
Pendekatan seperti ini berevolusi dari ide bahwa belajar itu tidak hanya terjadi saat kita sedang duduk dan mendengarkan guru berbicara di depan kelas, tetapi juga saat kita berinteraksi dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Jadi, metode ini dapat dianggap sebagai cara yang efektif untuk membuat siswa lebih aktif dalam belajar, melibatkan mereka dalam proses pembelajaran, serta membantu mereka untuk lebih memahami dan mengingat materi.