Seiring berjalannya waktu, evolusi manusia telah meninggalkan berbagai jejak di bumi. Di antaranya adalah peninggalan megalithikum yang telah ditemukan di berbagai belahan dunia. Peninggalan-peninggalan ini biasanya mencakup struktur batu besar, monumen, dan artefak lainnya. Manusia purba, yang menciptakan peninggalan megalithikum, telah menunjukkan kemampuan mereka dalam teknik pembangunan yang mengejutkan dan rinci. Namun, pembangunan megalithik ini tidak semata-mata untuk kepentingan struktural atau estetika. Mereka dilakukan dengan alasan yang lebih mendalam – sesuai dengan kepercayaan yang dianut oleh manusia purba tersebut.
Serangkaian peninggalan megalithik biasanya bisa memberikan wawasan tentang sejarah, budaya, dan kepercayaan masyarakat kuno tersebut. Menurut para peneliti, peninggalan-peninggalan tersebut berfungsi sebagai tempat ritual, untuk memperingati orang-orang penting, atau untuk merayakan peristiwa penting dalam komunitas. Untuk manusia purba, pembangunan monumen atau struktur bukan hanya soal konstruksi, tetapi juga tentang memegang teguh pada kepercayaan dan tradisi mereka.
Misalkan, Stonehenge di Inggris, salah satu situs megalithik yang paling dikenal. Para arkeolog percaya bahwa site ini digunakan untuk perayaan solstice musim panas dan musim dingin. Ada juga teori bahwa mereka digunakan dalam ritual kematian dan kehidupan.
Namun, masing-masing situs megalithik memiliki makna dan fungsi yang unik, sesuai dengan kepercayaan dan adat istiadat komunitas lokal mereka. Yang jelas, kita dapat melihat bahwa kepercayaan spiritual dan religius manusia purba dimanifestasikan dalam pembangunan situs-situs megalithik. Melalui peninggalan megalithik ini, kita bisa merasakan jejak masa lalu dan memahami lebih dalam tentang kehidupan dan kepercayaan manusia purba.
