Budaya

Apa yang Dilakukan Saudara-saudara Nabi Yusuf Sebelum Memasukkan Nabi Yusuf ke dalam Sumur?

×

Apa yang Dilakukan Saudara-saudara Nabi Yusuf Sebelum Memasukkan Nabi Yusuf ke dalam Sumur?

Sebarkan artikel ini

Pada masa purba, terdapat sebuah kisah dalam sejarah Islam yang telah mewariskan pelajaran moral dan nilai-nilai spiritual yang mendalam hingga saat ini. Kisah ini adalah tentang Nabi Yusuf AS, seorang nabi yang dikenal karena keindahannya dan martabatnya. Namun, perjalanan hidupnya tidak luput dari rintangan dan cobaan, salah satunya datang dari saudara-saudaranya sendiri.

Sebelum kita membahas apa yang dilakukan oleh saudara-saudara Nabi Yusuf sebelum memasukkannya ke dalam sumur, ada baiknya untuk menceritakan kisah secara umum terlebih dahulu. Nabi Yusuf adalah anak ke-11 dari 12 bersaudara dari pasangan Nabi Ya’kub dan Rahil. Ia menjadi kesayangan ayahnya karena dari dirinya Nabi Ya’kub merasakan kehadiran sosok istri kesayangannya, Rahil, yang telah lebih dulu meninggal.

Hardiknya perasaan Nabi Ya’kub terhadap Nabi Yusuf memicu rasa iri hati dan dengki dari saudara-saudaranya. Suatu hari, mereka merencanakan untuk membuang Nabi Yusuf dengan dalih ingin bermain-main dan mengajaknya ke ladang. Hal ini merupakan sebuah cara untuk memisahkan Nabi Yusuf dari Nabi Ya’kub.

Di tengah perjalanan, mereka merencanakan untuk memasukkan Nabi Yusuf ke dalam sumur kering. Tetapi sebelum melakukan hal tersebut, mereka saat itu terlebih dahulu mencopot pakaiannya, sebagai suatu simbolis bahwa mereka berniat untuk memutuskan hubungan antara Nabi Yusuf dengan keluarganya. Mereka kemudian memasukkan Nabi Yusuf ke dalam sumur kering tersebut dan meninggalkannya terperangah dan ketakutan.

Aksi tersebut dilakukan dengan harapan Nabi Ya’kub akan lupa dan berhenti mencemaskan Nabi Yusuf. Sungguh ini adalah pengkhianatan pahit yang dilakukan oleh saudara-saudara Nabi Yusuf.

Kisah ini bukan hanya menceritakan tentang pengkhianatan dan dendam, tetapi juga tentang pengampunan dan belas kasih. Meskipun ditelantarkan oleh saudara-saudaranya sendiri, Nabi Yusuf tetap mengampuni mereka semua saat mereka berjumpa kembali pada masa berikutnya.

Dalam kisah ini, kita diajarkan tentang pentingnya mengampuni dan adanya hikmah di balik setiap cobaan. Kesedihan dan pengkhianatan yang diterima Nabi Yusuf, pada akhirnya membawanya ke jalan yang lebih baik dan tinggi, yaitu menjadi penasehat raja Mesir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *