Pengukuran merupakan proses penting dalam berbagai bidang, mulai dari fisika hingga ilmu sosial. Tidak selalu hasil pengukuran yang kita peroleh sama dengan nilai sebenarnya dari objek yang diukur. Ada perbedaan atau selisih antara kedua nilai ini, dan perbedaan ini memiliki istilah khusus dalam ilmu pengukuran.
Selisih antara hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya dari objek yang diukur disebut sebagai “kesalahan pengukuran” atau biasa dikenal juga sebagai “error”. Kesalahan pengukuran ini muncul karena berbagai sebab, baik itu karena ketidaktepatan alat ukur, kondisi lingkungan pada saat pengukuran, atau bahkan kesalahan manusia yang melakukan pengukuran tersebut.
Jenis-jenis kesalahan pengukuran ini biasanya dibagi menjadi dua yaitu kesalahan sistematis dan kesalahan acak. Kesalahan sistematis adalah kesalahan yang terjadi secara teratur dan bisa diidentifikasi serta diperbaiki. Contohnya adalah kalibrasi alat ukur yang tidak tepat. Sementara itu, kesalahan acak adalah kesalahan yang arah dan besarnya tidak menentu, serta tidak bisa dikenali sebabnya.
Pengenalan dan pemahaman mengenai kesalahan pengukuran ini sangat penting, karena dapat membantu kita untuk meningkatkan keakuratan dan ketepatan dari proses pengukuran yang kita lakukan. Dengan pengetahuan ini, kita dapat melakukan penyesuaian atau koreksi terhadap kesalahan pengukuran dan meningkatkan kualitas hasil pengukuran kita.
Sumber kesalahan pengukuran memang tidak bisa kita hilangkan secara total, tapi dengan pemahaman yang baik, kita bisa meminimalisir dampaknya. Kesalahan pengukuran merupakan sebuah tantangan dalam proses pengukuran, namun dengan pemahaman dan penanganan yang tepat, kita bisa menghasilkan data pengukuran yang valid dan reliabel, yang dapat digunakan untuk berbagai analisis dan pengambilan keputusan.