Bunyi merupakan fenomena fisika yang memiliki berbagai aspek, termasuk frekuensi, amplitudo, dan intensitas. Dalam konteks ini, perubahan bunyi yang terdengar keras menjadi semakin lembut, atau sebaliknya, dikenal sebagai perubahan amplitudo.
Amplitudo adalah karakteristik bunyi yang menyatakan sejauh mana suatu molekul zat medium bergetar sekitar posisi ekuilibriumnya. Dengan kata lain, amplitudo berkaitan dengan volume atau kerasnya bunyi yang kita dengar. Nilai amplitudo menentukan seberapa keras atau lembut bunyi yang dihasilkan oleh suatu sumber bunyi.
Jadi, mengubah amplitudo suatu nada dari tinggi (keras) menjadi rendah (lembut), atau sebaliknya, akan mengubah volume atau intensitas suara tersebut. Ini sering digunakan dalam mengedit suara atau musik, di mana kekuatan suara atau tingkat kebisingan diperlukan untuk berubah seiring waktu. Misalnya, dalam lagu, volume vokal dapat dinaikkan saat chorus dan diturunkan saat verse.
Dalam fizik, perubahan amplitudo dikaitkan dengan tenaga yang terkandung dalam gelombang suara. Dengan meningkatkan amplitudo, tenaga yang dihasilkan oleh gelombang suara tersebut juga meningkat, yang membuat bunyi terdengar lebih keras. Sebaliknya, menurunkan amplitudo berarti mengurangi tenaga gelombang suara, membuat bunyi terdengar lebih lembut.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengalami perubahan ini setiap saat. Misalnya, saat kita mengecilkan volume musik di telepon kita, kita sedang menurunkan amplitudo gelombang suara yang dihasilkan. Sebaliknya, saat kita menaikkan volume, kita meningkatkan amplitudo gelombang suara.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perubahan bunyi yang terdengar keras menjadi semakin lembut, atau sebaliknya, dinamakan perubahan amplitudo. Ini adalah konsep dasar dalam fisika suara yang sangat penting dalam banyak aspek kehidupan kita, mulai dari mendengarkan musik hingga teknologi suara tingkat lanjut.