Sekolah

Tidak Berhasilnya Perlawanan Bangsa Indonesia Sebelum Abad ke-20 telah Mendorong Lahirnya

×

Tidak Berhasilnya Perlawanan Bangsa Indonesia Sebelum Abad ke-20 telah Mendorong Lahirnya

Sebarkan artikel ini

Sejarah kesadaran dan perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan memang panjang dan berliku. Beragam lapisan masyarakat di berbagai daerah di Nusantara telah melancarkan berbagai aksi perlawanan terhadap penjajah sejak abad ke-16. Namun, perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah mangalami kegagalan sebelum abad ke-20. Keberadaan penjajah terus menguasai berbagai sektor kehidupan bangsa Indonesia, seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Kegagalan tersebut kemudian telah mendorong lahirnya:

1. Semangat sebagai bangsa yang terjajah

Pahitnya kekalahan perlawanan tidak mengecilkan semangat dan tekad bangsa Indonesia untuk terus berjuang mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan. Sebaliknya, kegagalan tersebut justru menumbuhkan semangat kebanggaan sebagai bangsa yang terjajah yang ingin terus mempertahankan identitas dan cita-cita luhur bangsa.

2. Kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan

Menyadari guna menghadapi penjajah yang more advanced khususnya dalam hal teknologi dan strategi militer, bangsa Indonesia merasa perlu untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan agar perlawanan lebih efektif dan berarah. Oleh sebab itu, lahirnya gerakan nasionalisme, seperti Boedi Oetomo (1908), Sarekat Dagang Islam (1912), dan Indische Partij (1912) yang memperjuangkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia melawan penjajah.

3. Perubahan metode perlawanan

Gagalnya perlawanan yang bersifat tradisional membuat para pejuang bangsa Indonesia menyadari perlu mengadopsi cara-cara baru. Oleh karena itu, seiring dengan bergulirnya pergeseran ideologi di dunia internasional, gerakan perlawanan di Indonesia mengalami evolusi. Sebagai contoh, gerakan perlawanan yang semula bergaya perang yang dilakukan para aristokrat, bergeser menjadi gerakan politik yang melibatkan beragam elemen, seperti intelektual, pekerja, pelajar, dan petani.

4. Pendirian organisasi dan partai politik

Kegagalan perlawanan secara fisik menyebabkan bangsa Indonesia menggunakan metode lain seperti diplomasi dan politik. Berbagai organisasi dan partai politik mulai bermunculan. Ruang gerak perjuangan pun semakin meluas hingga mencakup perjuangan melalui jalur advokasi, pendidikan, dan propaganda baik secara terbuka maupun tertutup.

Kesimpulannya, kegagalan perlawanan bangsa Indonesia pada fase sebelum abad ke-20 memberikan pelajaran berharga dan mendorong perubahan strategi perjuangan. Munculnya semangat kebangsaan yang lebih kuat, kesadaran untuk bersatu, perubahan metode perlawanan, dan pendirian organisasi-partai politik, menjadi pondasi bagi bangsa Indonesia untuk terus melawan penjajah serta menjaga kedaulatan dan kemerdekaan nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *